Di kota besar orang akan dengan mudah mendapatkan informasi webinar seputar investasi yang disertai penawaran menarik lainnya. Meskipun tidak tinggal di area perkotaan, kini Anda juga bisa mendapatkan hal tersebut.
Salah satu contohnya yaitu webinar investasi berjudul Investasi Bermanfaat untuk Finansial Tetap Kuat yang salah satu bagian acaranya dibawakan oleh Greget Kalla Buana. Beliau adalah Islamic Financial Planner yang berkesempatan mengisi webinar pada 14 Maret 2024 pukul 16.00 - 17.00 WIB dalam Kelas Menyala.
Sebenarnya ada dua pembicara, namun karena saat pelaksanaan ada kendala teknis yang mengakibatkan saya terpental dari ruang zoom, maka saya hanya akan menuliskan sebagian kecil dari materi yang dibawakan oleh pemilik akun instagram @gregetkallabuana. Jika ingin mendapatkan ilmu yang lebih berlimpah lagi, Anda bisa mengikuti Kelas Menyala ataupun langsung menanyakan kepada yang bersangkutan.
Financial Freedom
Berbicara investasi tentu prospek kedepannya untuk mencapai financial freedom. Menurut Anda, apa itu financial freedom? Sudahkah Anda memaknai financial freedom dengan tepat?Sebagai orang awam, semula saya fikir financial freedom adalah kekayaan yang tidak ada habisnya hingga beberapa keturunan yang akan datang. Namun setelah mengikuti webinara Kelas Menyala ini saya mendapat insight baru yang sangat menginspirasi.
Financial freedom pada dasarnya bukan tentang cerita perjalanan seseorang yang hanya mengejar kekayaan finansial semata. Karena sejatinya financial freedom adalah kebebasan tentang mental, emosi, dan proses belajar.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa sebenarnya financial freedom tidak memandang uang sebagai tujuan akhir. Dengan kata lain, financial freedom pada hakikatnya yaitu meletakkan uang di genggaman tangan dan tidak meletakkannya di hati.
Yang akan saya sampaikan disini hanya sebagian kecil dari materi yang telah disampaikan Beliau. Jika ingin mendapatkan informasi lebih lengkap, Anda bisa mengikuti Kelas Menyala atau menanyakan langsung ke akun instagram @gregetkallabuana
Prioritas Keuangan
Berbicara financial freedom berarti berbicara tentang keuangan. Jika ditanya apakah Anda masih ingat berapa banyak uang yang telah Anda hasilkan sampai detik ini? Lalu berakhir kemana saja uang yang Anda miliki selama ini? Apakah Anda masih mengingat semua itu?Jika tidak mengingatnya, setidaknya jika ada catatan maka Anda masih bisa mengevaluasi cash flow yang telah berlangsung sampai saat ini. Didalamnya setidaknya ada catatan mengenai pemasukan dan pengeluaran prioritas.
Jika selama ini merasa masih belum bisa mengatur keuangan dengan baik, Anda perlu memprioritaskan keuangan pada 3 hal penting berikut.
1. Kewajiban
Hal pertama dan utama yang perlu menjadi perhatian yaitu kewajiban finansial yang harus dituntaskan. Beberapa kewajiban terkait keuangan yaitu terkait ketentuan zakat, pajak, hutang, cicilan, tanggungan, membantu orang tua, dan sedekah.Hal-hal itu harus Anda jadikan pertimbangan pertama, sehingga tidak ada yang terdzalimi di kemudian hari. Jika mampu melunasinya, maka segeralah untuk melunasinya. Namun jika tidak, maka bayarkan kewajiban itu semampu Anda karena tidak semuanya harus dituntaskan saat itu juga.
Saat uang yang dimiliki terbatas, cobalah untuk mendiskusikan pembayaran kewajiban itu dengan yang bersangkutan dengan baik. Sehingga tidak ada pihak yang dirugikan karena sudah ada kesepakatan yang diridhai bersama.
2. Operasional
Umumnya orang hanya mengeluarkan begitu saja uangnya tanpa memepertimbangkan biaya operasional lainnya selama jangka waktu tertentu. Jika ini terjadi, setidaknya Anda perlu memikirkan beberapa pos berikut ketika akan melakukan budgeting terkait operasional, misalnya seperti biaya bulanan, tempat tinggal, transportasi, komunikasi, hiburan, dll.Mulai saat ini, sebaiknya Anda mengalokasikan uang yang ada ke dalam pos tersebut agar kebutuhan pokok dapat terpenuhi dengan baik. Terlebih lagi jika Anda memiliki rutinitas yang sudah bisa diprediksi, pengalokasian ini akan lebih mudah untuk tepat sasaran. Dan Anda juga perlu menyisihkan untuk dana darurat yang besarnya minimal 8 kali kebutuhan bulanan.
3. Masa Depan
Saat uang yang dimiliki serasa sangat sedikit, pada umumnya orang hanya akan terfokus pada pemenuhan operasioanl saja. Namun pada prakteknya sebaiknya tetap menyisihkan sebagain income di awal pengalokasiaan untuk tabungan, investasi, dan asuransi.Akan tetapi jika memang kondisinya benar-benar tidak memungkinkan untuk mengalokasikannya pada tabungan, investasi, dan asuransi, maka tidak perlu terlalu memaksakan diri. Anda tidak perlu sampai menurunkan kualitas hidup.
Kualitas hidup yang dimaksudkan adalah kualitas hidup yang mindful. Sehingga Anda bisa mengatur keuangan dengan penuh kesadaran dan paham prioritas mana yang harus dikerjakan.
Metode Budgeting
Dari presentasi yang telah disampaikan oleh Greget , metode budgeting memiliki banyak pilihan yang bisa disesuaikan dengan kondisi Anda.1. Metode 50/30/20
Metode ini dipopulerkan oleh Elizabeth Warren dalam buku All Your Worth: The Ultimate Money Plan, dengan alokasi 50% biaya hidup, 30% keinginan, 20% investasi.2. Metode 40-30-20-10
Cara ini mengalokasikan 40% kebutuhan hidup, 30% cicilan, 20% masa depan (asuransi, investasi, dana darurat), dan 10% kebaikan.3. Metode 80:20
Prinsip ini mengajarkan untuk membagi penggunaan penghasilan dengan pembagian 80% living dan 20% saving4. Metode 1-1-1
Dicontohkan oleh Salman Al-Farisi sahabat Rasulullah SAW, 1/3 untuk kebutuhan, 1/3 sedekah, 1/3 modal usaha (tabungan, investasi).Investasi dalam Islam
Mengutip dari apa yang telah disampaikan oleh Greget Kalla Buana bahwa investasi perlu dilakukan untuk meminimalisir perputaran harta agar tidak hanya berputar pada circle orang kaya saja. Hal ini juga bertujuan supaya kelak kita tidak meninggalkan generasi yang lemah, mempertimbangkan prinsip kelestarian dalam ekonomi untuk menghasilkan manfaat yang jauh lebih luas, serta untuk mempersiapkan bekal di akhirat dalam bentuk ibadah dan muamalah (berdo'a, berikhtiar, maupun bertawakal)Jika Anda hanya menyimpan harta yang dimiliki maka lama kelamaan nilainya bisa susut, bahkan bisa habis sebab harus dikeluarkan zakatnya tiap tahun. Maka dari itu disarankan agar menggunakan sebagian uang yang dimiliki sebagai modal usaha dan keuntungan yang didapatkan akan diinvestasikan kembali dalam suatu usaha.
Jika modal tersebut merupakan harta dari anak yatim piatu maka akan lebih baik ketika dana itu menghasilkan keuntungan. Saat memutuskan untuk berinvestasi maka pilihlah jenis investasi yang halal (tidak mengandung bunga, spekulasi, dan perjudian), mengintegrasikan nilai-nilai individu dan kepedulian masyrakat (tujuan finansial, dampak sosial dan lingkungan), memberikan manfaat, memberikan keberkahan. Atau dengan kata lain pilihlah investasi yang halal, legal, dan logis.
Saat berinvestasi, kewajiban harus berbanding lurus dengan hak, hal ini juga berlaku dengan keuntungan yang tentunya berbanding lurus dengan resiko. Sehingga jika ingin memperoleh keuntungan harus siap menanggung kerugian.
Mindful Investing
1. Berinvestasi Sedini Mungkin dan Konsisten
Jika memungkinkan, sebaiknya Anda mulai berinvestasi sedini mungkin. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berinvestasi yaitu memiliki rencana keuangan, meningkatkan literasi, menambah pengalaman sedikit demi sedikit tentang pengalaman berinvestasi, diversifikasi ke beberapa instrumen investasi dan gunakan uang sisa agar tidak mengganggu kebutuhan sehari-hari. Setelah itu investasikan uang Anda secara konsisten sesuai dengan kemampuan dan menjadikan hal ini sebagai habit atau kebiasaan.2. Hitung Resiko dan Ambil Keputusan Sesuai Kemampuan
Saat akan berinvestasi pertimbangkan manfaat dan mudharat,dampak tehadap lingkungan dan sosial. Jika diringkas maka hal yang menjadi penilaian yaitu bahwa investasi tersebut perlu memenuhi beberapa hal berikut, diantaranya nilai kebaikan, dampak, keuntungan, dan resiko.Contoh investasi yaitu sukuk negara (SBSN) (2013-2020), proyek-proyek yang didanainya diantaranya yaitu sektor jalan dan jembatan, sumber daya air, transportasi, pendidikan, keagamaan, taman nasional, dan laboratorium.
Post a Comment
Post a Comment