Cari pasangan hidup yang mau terima apa adanya kerap menjadi pertimbangan pertama dalam memilih pasangan hidup. Namun sebagian lainnya justru tidak ingin memilih pasangan hidup yang mau menerima apa adanya.
Mereka berharap untuk menjadi versi terbaiknya dengan trigger dari pasangannya. Pasangan hidup adalah orang yang seharusnya paling akrab dengan Anda. Namun sebelum berbicara lebih jauh, Anda perlu mengingat bahwa Allah SWT sangat menyayangi Anda. Maka Anda juga harus menyayangi diri Anda terlebih dahulu sebelum disibukkan dengan menyayangi orang lain.
Kenapa Belum Menikah?
Indonesia sudah terkenal sebagai negara maritim, jadi jangan kaget dengan pertanyaan seputar "marry time" yang sering kali dipertanyakan di sini. Budaya masyarakat Indonesia yang identik dengan rasa penasaran dan perduli dengan orang disekitar membuat mereka kerap menanyakan hal tersebut.Beberapa orang mungkin berfikir bahwa mereka melakukan hal itu karena sangat menyayangi Anda. Namun sebagian lainnya merasa bahwa itu bukan urusa mereka, yang berarti bahwa mereka tidak perlu repot-repot mencari tahu detail peristiwa itu.
Bagi yang usianya sudah matang namun belum menikah mungkin akan dikira belum bisa move on dari masa lalu. Padahal, hal yang manusiawi saat ingatan akan masa lalu masih tersimpan secara rapi di dalam memori otak. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa Anda belum bisa move on.
Ada hal yang lebih utama untuk dipertanyakan yaitu apakah rasa yang sama masih berada disana seperti semula? Seandainya rasa yang sama masih ada, Anda tentu harus bisa mengontrolnya agar tidak memberikan dampak buruk bagi siapapun.
Sebelum memilih pasangan hidup, Anda perlu menyadari bahwa pernikahan bukanlah hal yang hanya berlangsung dalam waktu singkat. Masing-masing harus mengetahui peran dan tujuan pernikahan yang akan dicapai.
Nantinya sebagai suami Anda harus menyadari bahwa setelah akad diucapkan berarti Anda bertanggung jawab secara penuh dengan kesadaran utuh kepada istri. Anda bertanggung jawab baik aspek keamanan, sosial, ekonomi, pendidikan, dan agama dari pasangan.
Sebagai istri Anda juga perlu menyadari peran Anda yang harus mentaati suami dalam kebaikan dan kebenaran. Sehingga, saat lebih unggul (ekonomi, pendidikan, agama, dll) dibanding suami, Anda tetap harus bisa memposisikan diri sebagai istri yang taat dan penyejuk hati.
Memang bukanlah hal mudah untuk bisa selalu mengkondisikan diri dalam keadaan stabil. Namun saat Anda dan pasangan sama-sama menyadari akan peran masing-masing dan tujuan yang akan dicapai dalam pernikahan sebagaimana yang diajarkan dalam agama Islam, maka keduanya akan saling menguatkan dan mengingatkan.
Lagi pula, adakah yang bisa memaksakan perasaan? Bukankah rasa ketertarikan dan kecenderungan itu hadir dan mengalir secara alami? Menikah memang bukan hanya berdasarkan rasa cinta, namun lebih utama karena ketaatan.
Akan tetapi, dasar ketaatan ini juga perlu diimbangi dengan rasa ketertarikan meskipun hanya sedikit. Dan saya tidak setuju dengan pernikahan yang dilakukan karena terpaksa ataupun tergesa-gesa, terlebih lagi jika tujuannya hanya untuk mendapatkan validasi dari faktor eksternal.
Pertimbangan Dalam Mencari Pasangan
Sebelum menuju akad yang sakral, ada beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih pasangan. Berikut beberapa hal yang bisa Anda renungkan saat mau mencari pasangan yang serius.a. Memiliki Visi Misi yang Sejalan
Setiap manusia yang hidup sudah selayaknya mengetahui dari mana dia berasal, untuk apa dirinya diciptakan, dan apa tujuan hidupnya. Suasana hati yang dengan mudah berubah-ubah setiap waktu menjadi salah satu tantangan manusia dalam menjaga keteguhan iman dan esensi dirinya.Untuk kembali ke surga-Nya kelak dibutuhkan ilmu, partner hidup, dan keteguhan iman yang tidak main-main. Maka perlu adanya ilmu yang dapat dijadikan penunjuk arah dalam melangkah.
Menikah itu bukan tentang merubah seseorang menjadi apa yang pasangannya inginkan semata. Setiap orang memiliki fitrah dan karakternya masing-masing. Bahkan setiap orang membawa memori dan pengalaman masa kecil yang tidak sama hingga usianya saat ini.
Sesuatu yang telah menjadi prinsip dan kebiasaan sejak kecil akan sulit untuk dirubah jika dia sendiri tidak menyadari dan merasa bahwa itu perlu dirubah. Hanya orang yang bersangkutanlah yang tahu bagaimana cara mengubah dirinya.
Itulah mengapa, saat memilih pasangan hidup perlu sama-sama menyadari bahwa menikah bukan untuk merubah seseorang. Melainkan untuk bisa menerima apapun kondisi pasangan dan berusaha untuk saling memperbaiki diri sendiri berdasarkan kesadaran yang utuh.
Sebagai contohnya yaitu saat Anda termasuk orang yang tidak bisa bersinggungan dengan rokok, maka carilah pasangan yang juga tidak merokok. Atau pilihan lainnya yaitu dengan memberikan waktu kepada calon pasangan untuk berhenti rokok secara permanen sebelum lanjut ke tahap berikutnya.
b. Mau Komunikasi
Dalam hubungan berumah tangga perlu adanya komunikasi berkualitas dalam menjalankan peranannya masing-masing. Orang yang tidak terbiasa untuk berkomunikasi dengan baik akan sulit melakukan komunikasi kepada orang lain.Anda perlu memilih seseorang yang dapat berkomunikasi dengan baik. Baik disini bukan bermakna bahwa dia harus mahir dalam public speaking. Tapi kriteria baik disini berarti bahwa dia mampu menyampaikan apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya kepada dirinya sendiri dan pasangan.
Perlu disadari pula bahwa karakter introvert dan extrovert itu berbeda. Namun keduanya juga harus mulai belajar untuk memberikan batasan kepada diri dan segera beranjak dari zona nyaman untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
c. Satu Frekuensi
Saat memutuskan menikah berarti juga sedang membuat keputusan akan orang yang nantinya mendampingi seumur hidup. Agar bisa bertahan maka perlu memiliki frekuensi yang sama.Saat frekuensi Anda dan pasangan sama maka jika sudut pandang yang digunakan berbeda, maka tetap akan kembali pada satu jalur yang sama. Mungkin orang lain secara visual akan melihatnya sebagai suatu pertentangan diantara keduanya.
Namun ketika satu frekuensi, Anda dan pasangan dapat menyelesaikan persoalan tersebut walau tak harus dengan jalan yang sama. Karena setiap orang memiliki caranya sendiri untuk menyelesaikan suatu persoalan. Pasalnya, perbedaan tingkat pengetahuan, pengalaman, dan keyakinan juga akan mempengaruhi cara seseorang dalam bertindak.
d. Mau dan Mampu Mengungkapkan Perasaan
Di dunia ini ada begitu banyak orang yang pada dasarnya ingin sekali perasaannya dapat dipahami oleh orang lain. Sayangnya tidak semua orang tahu dan mampu untuk melakukannya.Ada orang yang sebetulnya sangat ingin mengungkapkan perasaannya, namun tidak mampu mengungkapkan perasaannya. Ada pula yang tidak tahu cara mengungkapkannya dan membuat dia melakukan hal sebaliknya
Yang terpenting bukanlah seberapa besar rasa yang ingin di delivery, namun sebesar apa mereka menerima dan merasakan rasa tersebut.Banyak orang yang begitu ingin berbagi batin dan saling mendengarkan hasrat di jiwa, namun semua itu hanya sebatas angan-angan. Entah itu karena adanya luka batin yang belum bisa diselesaikan atau karena ada faktor lainnya.
Disinilah betapa pentingnya Anda perlu menyembuhkan luka inner child agar tidak melukai diri sendiri dan orang disekitarnya di masa yang akan datang. Langkah awal dengan mengetahui dan menyadari akan keberadaan inner child yang belum terselesaikan adalah proggres baik yang dapat Anda lakukan.
Langkah berikutnya yang perlu dilakukan yaitu menyelesaikan pengalaman inner child tersebut dengan baik. Menerima dan menerapkan konsep pemikiran yang baru adalah cara terbaik yang bisa dilakukan.
e. Menjadi Diri Sendiri
Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa setiap orang terlahir dengan fitrahnya masing-masing. Semakin jauh dari fitrah, maka akan ada penolakan dari alam sadar maupun alam bawah sadar Anda.Semakin modern zaman, semakin banyak orang yang terpengaruh oleh orang lain sehingga membuatnya tidak autentik lagi. Di dunia ini memang terkadang ada kondisi yang sulit dijelaskan, yang mana hal tersebut memaksa seseorang untuk menjadi orang lain.
Namun ingin menjadi diri sendiri atau tidak adalah pilihan yang sepenuhnya ada dalam genggamannya. Maka dari itu, seseorang harus menjadi dirinya sendiri agar bisa merasakan kebahagiaan yang utuh.
Emosi dan pengalaman negatif saat masih kecil akan muncul kepermukaan jika ada trigger yang menstimulasinya. Munculnya emosi ke permukaan secara acak ini mampu memberikan dampak yang tidak baik untuk diri sendiri, pasangan, maupun anak.
Anda harus menyelesaikan inner child tersebut dengan penerimaan. Menerima kondisi diri dengan jujur kepada diri sendiri. Saat Anda sudah selesai dengan diri sendiri, maka saat menemui masalah dalam rumah tangga akan dihadapi dengan bijaksana dan dewasa.
Itulah 6 hal yang sebaiknya Anda perhatikan kalau mau mencari pasangan hidup yang serius. Disamping itu, Anda juga harus terus mengupgrade diri setiap saat.
f. Sudah Selesai dengan Inner Child
Pada dasarnya setiap orang memiliki inner child yang terbawa sampai saat ini. Sayangnya, tidak semua orang mengakui bahwa dirinya memiliki inner child negatif. Bahkan mereka tidak mengetahui ilmu terkait inner child.Emosi dan pengalaman negatif saat masih kecil akan muncul kepermukaan jika ada trigger yang menstimulasinya. Munculnya emosi ke permukaan secara acak ini mampu memberikan dampak yang tidak baik untuk diri sendiri, pasangan, maupun anak.
Anda harus menyelesaikan inner child tersebut dengan penerimaan. Menerima kondisi diri dengan jujur kepada diri sendiri. Saat Anda sudah selesai dengan diri sendiri, maka saat menemui masalah dalam rumah tangga akan dihadapi dengan bijaksana dan dewasa.
Itulah 6 hal yang sebaiknya Anda perhatikan kalau mau mencari pasangan hidup yang serius. Disamping itu, Anda juga harus terus mengupgrade diri setiap saat.
Post a Comment
Post a Comment