Ada banyak hal yang ingin diceritakan. Ada banyak cerita yang ingin dikenang. Walaupun kenangan mengandung banyak emosi di dalamnya, namun semua itu lebih sering berujung dengan bungkam seribu bahasa.
Saat emosi tersulut seperti sumbu api yang terbakar, ada baiknya untuk tidak melampiaskannya secara langsung. Perlu Anda pahami bahwasanya emosi semacam amarah jika dibiarkan tanpa terkendali maka bisa jadi akan ada penyesalan di belakangnya.
Tidak menutup kemungkinan bahwa ada satu masa dimana rasa sakit hati, kecewa, dan putus asa berkumpul menjadi satu. Saat itu mungkin ingin menyampaikan ungkapan sakit hati, lagu kecewa, ataupun nasehat untuk orang yang putus asa dalam waktu bersamaan.
Pernahkah Anda berada pada fase
“Aku putus asa ya Allah … Aku putus asa menghadapi hidup.”
Mungkin waktu itu apapun emosi yang dirasakan pun tidak bisa didefinisikan. Tidak jarang ingin mengungkapkan secara verbal namun justru rasa tak berdaya dan lelah yang singgah.
Meski demikian, luka dan sakit hati yang dialami tidak akan membuat seseorang terhenti dalam menggapai cita-citanya yang mulia. Walaupun sering disusul dengan rasa sendirian dan tak tahu ingin mengutarakan kemana.
Hal semacam ini bisa menjadi pemicu depresi. Diri merasa sendiri padahal sebenarnya Allah SWT selalu menemani dan membimbing pada jalan terbaik.
Sejatinya setiap orang diciptakan dengan keunikannya masing-masing. Sehingga tidak perlu membanding-bandingkan antara yang satu dan lainnya.
Vie perlu untuk merasa cukup dan bersyukur atas apa yang ada pada diri sendiri. Vie tidak perlu pengakuan dari orang lain tentang apa yang ada pada diri.
Setelah menemukannya, Vie perlu upgrade hal-hal yang dirasa dapat menjadi support system untuk dapat melakukan hal terbaik. Dengan begitu Anda akan lebih menghargai diri sendiri karena sudah mengetahui peranannya di dunia dan bagaimana cara melakukannya dengan sebaik mungkin.
Sehingga bisa memaafkan dengan penuh kesadaran. Setelah itu Vie bisa memaafkan dan bersabar yang sifatnya aktif.
Meski demikian, luka dan sakit hati yang dialami tidak akan membuat seseorang terhenti dalam menggapai cita-citanya yang mulia. Walaupun sering disusul dengan rasa sendirian dan tak tahu ingin mengutarakan kemana.
Hal semacam ini bisa menjadi pemicu depresi. Diri merasa sendiri padahal sebenarnya Allah SWT selalu menemani dan membimbing pada jalan terbaik.
Nasehat untuk Orang yang Putus Asa: Sayang Diri Sendiri!
Ketika menyayangi diri sendiri dengan benar, maka secara otomatis Anda juga sedang belajar menyayangi semua orang. Belajar berdamai, memaafkan kesalahan, dan berbicara mesra dengan diri sendiri adalah hal yang perlu Vie lakukan untuk memulai sayang pada diri sendiri. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan jika ingin mulai beajar menyayangi diri sendiri.a. Merasa Cukup
Kenapa seseorang terkadang merasa putus asa? Bisa jadi hal tersebut karena kurangnya rasa cukup pada diri. Sehingga sering membandingkan dirinya dengan orang lain.Sejatinya setiap orang diciptakan dengan keunikannya masing-masing. Sehingga tidak perlu membanding-bandingkan antara yang satu dan lainnya.
Vie perlu untuk merasa cukup dan bersyukur atas apa yang ada pada diri sendiri. Vie tidak perlu pengakuan dari orang lain tentang apa yang ada pada diri.
b. Merasa Berharga
Setiap diri itu berharga, Anda dilahirkan ke dunia ini dengan perannya masing-masing. Tugas Anda di dunia ini yaitu menemukan peranan apa yang harus dijalankan sebaik mungkin.Setelah menemukannya, Vie perlu upgrade hal-hal yang dirasa dapat menjadi support system untuk dapat melakukan hal terbaik. Dengan begitu Anda akan lebih menghargai diri sendiri karena sudah mengetahui peranannya di dunia dan bagaimana cara melakukannya dengan sebaik mungkin.
c. Maafkan
Agar Anda diliputi rasa tentram, tenang, dan bahagia maka maafkanlah diri Anda dan orang lain. Memaafkan diri sendiri dan orang lain dapat dilakukan dengan benar ketika Vie tahu ilmunya.Sehingga bisa memaafkan dengan penuh kesadaran. Setelah itu Vie bisa memaafkan dan bersabar yang sifatnya aktif.
d. Berterimakasih
Manusia sering kali begitu mudahnya mengucapkan terima kasih kepada orang lain. Akan tetapi justru jarang berterimakasih kepada diri sendiri. Hal ini yang terkadang membuat diri sendiri merasa kurang bermanfaat atau kurang berkompeten.Mulai saat ini belajarlah membiasakan untuk mengucapkan terima kasih kepada diri sendiri dan bersikap terima kasih pada diri sendiri. Berterimakasih di sini termasuk berdamai dengan inner child.
Walaupun demikian, ada kalanya seseorang membutuhkan bantuan pihak lain agar healing emosinya dapat berjalan maksimal. Jika membutuhkan Coach untuk melancarkan proses healing, Vie bisa mengikuti Kelas Emotional Healing With Tauhid Awareness yang diadakan oleh Kelas Bubby.
Kelas tersebut akan didampingi oleh Bunda Aniqq yang merupakan Trainer Spiritual Motherhood, Professional Therapyst, Pegiat Mental Health dan Parenting Enthusiast. Kelas yang dibawakan oleh Beliau ini akan membahas satu tema besar setiap bulannya.
Pada setiap tema besar akan turut membahas beberapa tema lainnya yang lebih terperinci. Ada 6 (enam) sesi yang disiapkan pada Kelas Emotional Healing With Tauhid Awareness. Berikut ini ke-6 sesi yang akan dibahas pada kelas tersebut.
Kelas Emotional Healing
Belajar berdamai seringkali dilakukan dengan melakukan selftalk. Selftalk merupakan cara yang paling memungkinkan dilakukan untuk release emosi tanpa mengeluarkan lebih banyak tenaga dan usaha.Walaupun demikian, ada kalanya seseorang membutuhkan bantuan pihak lain agar healing emosinya dapat berjalan maksimal. Jika membutuhkan Coach untuk melancarkan proses healing, Vie bisa mengikuti Kelas Emotional Healing With Tauhid Awareness yang diadakan oleh Kelas Bubby.
Kelas tersebut akan didampingi oleh Bunda Aniqq yang merupakan Trainer Spiritual Motherhood, Professional Therapyst, Pegiat Mental Health dan Parenting Enthusiast. Kelas yang dibawakan oleh Beliau ini akan membahas satu tema besar setiap bulannya.
Pada setiap tema besar akan turut membahas beberapa tema lainnya yang lebih terperinci. Ada 6 (enam) sesi yang disiapkan pada Kelas Emotional Healing With Tauhid Awareness. Berikut ini ke-6 sesi yang akan dibahas pada kelas tersebut.
(Pentingnya Kesadaran Diri Sebagai Hamba)
(Ketika Aku Terjebak Dalam Drama Pikiranku Sendiri)
(Emosi yang Melalaikanku jadi HambaNya yang Berserah)
(Stres dan Lelah Dituntut Oleh Ego Sendiri Karena Harus Merasa Produktif)
(Pemaafan dan Berbelas Kasih Pada Diri)
(Engkau Robbku, Aku HambaMu, Kami Berserah PadaMu Ya Robb)
Untuk informasi pendaftaran, Anda bisa menghubungi Admin.
Sesi 2
Overthinking yang Melalaikanku(Ketika Aku Terjebak Dalam Drama Pikiranku Sendiri)
Sesi 3
Ya Allah, Aku Cape dengan Emosi yang Menyengsarakanku(Emosi yang Melalaikanku jadi HambaNya yang Berserah)
Sesi 4
Busy Band Wagon(Stres dan Lelah Dituntut Oleh Ego Sendiri Karena Harus Merasa Produktif)
Sesi 5
Latihan Menyucikan Jiwa(Pemaafan dan Berbelas Kasih Pada Diri)
Sesi 6
Pulih dengan Kesadaran dan Tauhid(Engkau Robbku, Aku HambaMu, Kami Berserah PadaMu Ya Robb)
Untuk informasi pendaftaran, Anda bisa menghubungi Admin.
Setuju dengan statemen menyayangi diri sendiri sama dengan menyayangi orang lain juga. Banyak yang suka berkata kasar di internet, hate comment di lapak orang, biasanya menyimpan problem dengan dirinya sendiri, secara sadar maupun tidak.
ReplyDeleteMari semangat belajar buat sayang yang yang mindfull Kak
DeleteKehidupan sehari2 yg ruwet sering bikin kita lupa untuk menyayangi diri sendiri. Padahal ini bisa jadi sumber masalah dari kesehatan mental kita.
ReplyDeleteIyes betul Kak
DeleteLagi di fase ingin menyayangi diri sendiri, mungkin secara teori mudah, tapi masya Allah, hal seperti itu aja lumayan syuli
ReplyDeleteButuh perjuangan dan Istiqomah yang paling serius ya Kak. Semangat Kak :)
Deletetambah 1 lagi kak bersyukur, dan jangan lpa mengingat ayat Allah "لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا" Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (al baqoroh 286)
ReplyDeleteIya bener Kak. Terima kasih Kak
Delete