Tidak jauh-jauh dari pembahasan sebelumnya yang membahas komunikasi berkualitas. Pembahasan kali ini tentang ngobrol seputar buah.
Alih-alih tidak ingin terjerumus ke ghibah, Vie bisa membuat topik pembicaraan yang berbeda. Misalnya dengan membuat topik pembicaraan tentang buah.
Lebih seru lagi jika obrolan tersebut dilakukan bersama teman yang berasal dari berbagai daerah. Pasalnya meskipun benda yang dimaksud adalah satu benda yang sama, namun penamaannya bisa jadi berbeda-beda sesuai daerahnya masing-masing.
Vie juga bisa mengajak orang-orang yang usianya lebih matang supaya mendapat insight baru. Dengan begitu yang mulanya tidak tahu kalau nama jalan ternyata nama buah kini bisa jadi lebih paham.
Kira-kira sampai saat ini buah apa saja yang baru Vie tahu namanya? Kalau saya pribadi, baru tahu kalau gandaria, kranji, dan lontar. Masih banyak nama buah lainnya yang disebutkan oleh para partner saya, tapi sayangnya saya sudah tidak ingat satu per satu.
Pengalaman Pertama Makan Buah Lontar
Pengalaman pertama makan buah segar ini rasanya seperti brownies lumer di tengahnya. Agaknya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa sensasi yang diberikan saat makan buah lontar itu seperti brownies lumer.Pasalnya saat menggigit daging buahnya, Vie akan merasakan ada pancaran mata air lembut dari bagian tengahnya. Serius, ini kali pertama saya menikmati buah lontar dan baru tahu kalau rasanya selembut dan sesegar itu. Apalagi jika dinikmati saat dia masih dingin.
Karena waktu itu penjualnya menawarkan airnya juga (legen), jadi saya beli air dan buah yang sudah siap konsumsi. Tadinya saya kira bisa bertahan lama di luar kulkas, tapi ternyata tidak sesuai harapan.
Setelah menghabiskan buah dan mencicipi airnya, saya penasaran dengan batasan konsumsinya. Tidak menunggu lama, saya pun mencari tahu seputar buah segar satu ini di mesin pencarian terfavorit.
Alhasil saya baru tahu bahwa airnya tidak bisa dikonsumsi lebih dari 4 jam karena kandungan alkoholnya yang terus meningkat. Mau tidak mau sisa airnya harus diamankan.
Karena terlena dengan kelembutan dan kesegaran si buah yang rasanya seperti kombinasi kolang kaling dan kelapa muda, saya jadi ingin mencoba airnya seperti minum air putih biasa. Sampai akhirnya sudah minum satu gelas.
Menurut informasi dari penjual, setiap satu buah lontar berisi satu sampai tiga biji buah lontar. Daging buahnya berbentuk seperti kolang-kaling dengan ukuran dua sampai tiga kali lipat lebih besar.
Sedangkan legennya seperti air kelapa muda, namun lebih keruh dan ada sensasi sedikit berbeda. Tapi setelah minum jadi merasakan ada sensasi pusing. Setelah diingat-ingat lagi, lalu saya berasumsi bahwa pusingnya itu karena kandungan alkoholnya.
Dilansir dari situs RSUD Sawah Lunto Kota dan Indonesia Tourism, buah lontar atau yang juga sering disebut dengan siwalan menjadi ikon dari salah satu kota di Indonesia. Kota yang dimaksudkan yaitu Kota Tuban dengan sebutan Kota Tuak.
Menurut situs tersebut, Tuak dihasilkan dari proses fermentasi air lontar yang kemudian sering digunakan sebagai minuman tradisional. Jika sedang berada di Tuban, Vie bisa singgah ke Pakah Tuban dan Pakah untuk mendapatkan buah siwalan atau buah lontar.
Sependek yang saya tahu, buah lontar maupun legen tidak dijual di banyak tempat. Namun untuk di area Jakarta Selatan, Vie bisa menemukannya di pertigaan antara Gedung Kementerian ATR/BPN, Masjid Al-Azhar, dan Gedung Kementerian PUPR.
Pusingnya dari malam sampai pagi. Padahal penjualnya sudah mengemas wadah air legen dengan baik dan itu saya konsumsi sekitar 90 menit setelah beli.
Mengenal Serba-serbi Buah Lontar
Menurut situs tersebut, Tuak dihasilkan dari proses fermentasi air lontar yang kemudian sering digunakan sebagai minuman tradisional. Jika sedang berada di Tuban, Vie bisa singgah ke Pakah Tuban dan Pakah untuk mendapatkan buah siwalan atau buah lontar.
Sependek yang saya tahu, buah lontar maupun legen tidak dijual di banyak tempat. Namun untuk di area Jakarta Selatan, Vie bisa menemukannya di pertigaan antara Gedung Kementerian ATR/BPN, Masjid Al-Azhar, dan Gedung Kementerian PUPR.
Atau tepatnya di gerbang belakang Kementerian PUPR. Ia berdampingan dengan Kalayang PUPR. Tempatnya bisa Vie jangkau dengan transportasi umum seperti MRT dan Transjakarta. Apalagi bagi Anda yang sering bermain ke area Blok M.
Vie bisa berhenti di Stasiun MRT ASEAN atau Halte Masjid Agung, lalu berjalan sekitar 500 meter untuk mencapai gerbang belakang Kementerian PUPR. Beberapa waktu yang lalu ada satu penjual di dekat gerbang belakang tersebut.
Buah lontar yang dijual ini bisa Vie pilih sesuai keinginan, karena ada yang sudah siap konsumsi dan ada pula yang masih utuh dengan kulitnya. Harga buah lontar yaitu lima ribu rupiah per biji dan dua puluh ribu rupuah untuk air buah lontar atau legennya.
Vie bisa berhenti di Stasiun MRT ASEAN atau Halte Masjid Agung, lalu berjalan sekitar 500 meter untuk mencapai gerbang belakang Kementerian PUPR. Beberapa waktu yang lalu ada satu penjual di dekat gerbang belakang tersebut.
Buah lontar yang dijual ini bisa Vie pilih sesuai keinginan, karena ada yang sudah siap konsumsi dan ada pula yang masih utuh dengan kulitnya. Harga buah lontar yaitu lima ribu rupiah per biji dan dua puluh ribu rupuah untuk air buah lontar atau legennya.
Menurut situs RSUD Sawah Lunto Kota, buah lontar atau Borassus flabeliffer L mengandung serat, karbohidrat, protein, fosfor, kalsium, seng, kalium, vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C yang baik untuk tubuh.
Waktu kecil suka makan siwalan, sering minum legen juga. Seingat saya kalau yang masih segar enak manis dan gak bikin pusing. Jadi kangen legen.....
ReplyDeleteiya siwalannya enak banget Pak
Delete