Selama manusia hidup tentu akan terus memproduksi sisa konsumsi. Ada berbagai pembahasan yang sebetulnya bisa diangkat untuk
menyelasikan isu ini. Baik di tahap cegah, pilah ataupun pengolahannya.
Meskipun sudah banyak yang membahas mengenai isu sampah, namun
kebanyakan masih belum melakukan tindakan cegah, pilah, dan olah sampah.
Sebelum membahas lebih lanjut, sudah tahukah Vie apa saja sampah konsumsi yang dimaksudkan?
Contoh Sampah Konsumsi
Sampah secara umum dapat diartikan sebagai suatu sisa produksi
yang sudah tidak digunakan, namun sebenarnya ia masih bisa diolah untuk bisa
dimanfaatkan kembali. Dari pengertian ini bisa diambil kesimpulan bahwa contoh
sampah konsumsi itu bisa berwujud banyak macam.
Beberapa contohnya yaitu sampah organik, kertas, plastik,
logam, kaca, kayu, baterai, tekstil, dan elektronik. Dari beberapa kategori
tersebut, yang akan dibahas sekarang adalah sampah organik di sekitar kita.
Sebelum melanjutkan ke pembahasan berikutnya, saya ingin
mengganti istilah sampah konsumsi menjadi sisa konsumsi. Kenapa? Karena seperti
yang pernah dibahas pada artikel Mandiri Mengelola Sisa Konsumsi di Era Pandemi di devie.website,
ketika orang mendengar kata sampah, maka mereka akan berfikir untuk segera
membuangnya/menghilangkanya/menyingkirkannya.
Supaya tidak langsung ingin membuangnya, maka bisa mengganti
kata sampah dengan sisa. Ketika kata sisa digunakan, maka yang ada dalam benak
yaitu bukan lagi membuang tapi ingin mengolahnya kembali
Mengenal Sosok Dia Ananda Riskia
Contoh Olahan Sisa Konsumsi
Setelah saya sebutkan biodata singkat mengenai Mba Dia
Ananda Riskia, apakah Anda sudah mulai stalking akun sosial medianya? Jika
belum, mungkin ada baiknya jika Vie menyambangi akun instagramnya.
Di sana Vie akan menemukan banyak insight menarik, salah
satunya yaitu yang terdapat pada Highlight tentang waste.
1. Eco Enzyme
Di akun instagramnya, Beliau membagikan cara untuk membuat
eco enzyme dari sisa konsumsi. Contoh
takaran dalam membuat Eco Enzyme yang diajarkan yaitu dengan menggunakan 100
gram gula palem, 300 gram kulit lemon, dan 1000 ml air.
Berikutnya, semua bahan dicampur menjadi satu ke dalam wadah
plastik / wadah yang bisa mengembang, lalu tutup rapat. Proses pembuatan eco
enzyme membutuhkan waktu sekitar 3 bulan. Selama waktu pemrosesan berlangsung,
sesekali bukalah tutupnya untuk mengeluarkan gas yang terbentuk dari proses
fermentasi.
Dalam pembuatan eco enzyme bisa dengan kulit buah lainnya
seperti kulit mangga, kulit rambutan, kulit jeruk nipis, dll. Di HL nya Beliau
juga mencontohkan eco enzyme dari buku menuju rumah minim sampah yaitu dengan
kulit jeruk, penambah aroma (misalnya daun mint), cuka masak, dan air.
2. Manisan Kulit Jeruk
Salah satu hal baru yang menurut saya unik dari HL waste
yaitu mengenai manisan kulit jeruk. Menurut keterangan yang ada di HL, kulit
jeruk yang digunakan bisa menggunakan jeruk jenis apapun. Istimewanya lagi
yaitu manisan kulit jeruk ini bisa digunakan untuk isian cake, es krim, ataupun
cemilan.
Setelah lemon diperas airnya, kuliti sisi dalam lapisan
jeruk. Potong-potong kulit jeruk menjadi
bagian kecil. Kemudian rebuslah kulit jeruk tersebut sampai mendidih, dan buang
airnya. Lakukanlah perebusan ini secara berulang.
Semakin sering direbus, rasa pahit dan rasa lemonnya semaik
berkurang. Pada rebusan yang terakhir, saat air sudah menyusut, tambahkanlah
gula. Masak bahan tersebut sampai airnya habis (jangan sampai gosong). Selesai,
manisan jeruk siap dikonsumsi.
3. Sabun Lerak
Biji lerak bagi sebagian orang bukan hal yang asing lagi
untuk dijadikan sabun lerak. Pemanfaatan sisa konsumsi ini merupakan salah satu
upaya untuk beralih ke pembersih natural yang aman bagi tubuh dan lingkungan.
Cara membuatnya yaitu dengan merendam biji lerak lalu tekan
dan potong-potong. Kemudian rebus biji lerak tadi bersama air dan tambahkan
kulit lemon supaya wangi. Setelah masak, dinginkan rebusan biji lerak, lalu
simpan ke jar atau botol kaca, kemudian simpan di kulkas. Dan jangan lupa untuk
memberikan nama atau label di botolnya.
4. Blansir Brokoli
Cara membuatnya yaitu dengan mengiris kulit bagian luar batang brokolinya, lalu potong-potong menjadi bagian yang lebih kecil. Setelah itu rendam ia dengan menggunakan cuka apel dan air. Proses berikutnya, rebus batang brokoli sebentar saja di air mendidih.
Kemudian angkat, siram dengan air, dan tiriskanlah batang brokoli tersebut. Langkah terakhir yaitu masukkan brokoli ke dalam wadah tertutup, dan simpanlah ia di dalam freezer.
5. Kompos
Selain bisa mengolah sisa konsumsi menjadi makanan dan
sabun, ia juga bisa dijadikan pupuk kompos. Di HL waste ini Beliau menggunakan sisa
irisan luar (batang keras) brokoli, biji dan batang paprika, kulit bawang, dan
kulit tomat.
Setelah sampah organik dimasukkan, lalu semprot dia dengan
bio activator dan tutupi bagian atasnya menggunakan daun kering. Terakhir tutup
wadah komposter dengan rapat.
Kelima contoh di atas adalah sebagian kecil dari daur ulang
sisa konsumsi yang ada di akun Instagram @dianandariskia. Masih banyak contoh
sampah konsumsi lainnya yang bisa diolah menjadi lebih bermanfaat.
MasyaAllah keren pakai banget meluncur kepoin Ignya ah
ReplyDeleteLanjutkan Mba :)
DeleteDi kantor saya ada mba, teman yang rajin mengumpulkan sampah kulit buah dan dibuat eco enzyme...kalau saya dulu sempat mengumpulkan buat kompos saja
ReplyDeleteSaya dulu juga sempat ngompos Mba, tapi sekarang belum mulai lagi.
Deleteinspiratif sekali mba tulisannya, PR banget sih untuk pengolahan sampah rumah tangga, terutama sampah-sampah basah...
ReplyDeletesampah basah memang harus dipilah sejak awal kayanya ya Mba, biar ga makin tambah jadi PR.
DeleteAq pengen nyobain manisan kulit jeruk tapi belum eksekusi"
ReplyDeletesama, saya juga pengen bikin itu Mba
Delete