Mengkonsumsi makanan memang
kebutuhan dasar seseorang agar tetap bisa bertahan hidup. Terdapat banyak jenis
makanan yang bisa dipilih untuk dikonsumsi. Tapi kebanyakan dari kita justru menyamaratakan
jenis konsumsi untuk semua orang disekitar kita tanpa mempertimbangkan alergi
makanan yang dimiliki oleh seseorang.
Padahal tingkat sensitivitas
makanan dan penyerapan masing-masing orang itu berbeda-beda. Ini berarti bahwa
jenis makanan yang bisa dikonsumsi pun juga ikut berbeda. Alergi makanan akan
terlihat saat tubuh mulai memberikan reaksinya, seperti mual, muntah, ruam, gatal,
sesak nafas, dll.
Supaya alergi ini tidak bertambah
parah, maka seseorang harus tahu food sensitivity yang dimilikinya. Gangguan
yang disebabkan oleh faktor makanan bisa berasal dari hal yang bersifat toxic
maupun non toxic. Untuk food sensitivity dan food allergy
merupakan gangguan akibat makanan yang berkaitan dengan reaksi imunologis.
Food allergy dapat terjadi
karena dimediasi oleh IgE, sedangkan food sensitivity dimediasi oleh
IgG. Food allergy sudah terbentuk semenjak seseorang masih bayi dan ia berpotensi
mengancam keselamatan nyawa seseorang.
Food sensitivity bisa
muncul di berbagai kalangan usia dan reaksi yang ditimbulkan tergantung pada
kadar alergen yang diterimanya. Sehingga food sensitivity ini sebenarnya
tidak mengancam keselamatan nyawa seseorang secara langsung.
Meskipun food allergy dan food
sensitivity sebenanrnya dimediasi oleh immunoglobin yang berbeda, namun
kedua hal tersebut sering disebut sebagai alergi makanan. Untuk mengetahui
sensitivitas makanan ini, kamu perlu melakukan test IgG Food Sensitivity.
Test IgG Food Sensitivity untuk Siapa?
Food allergy dan food
sensitivity atau lebih sering disebut alergi makanan ini bisa didiagnosis
dengan berbagai cara. Misalnya melalui pemeriksaan fisik, riwayat penyakit, tes
laboratorium (prick test, patch test, dan pemerisaan darah, anamnesis,
uji tantangan, dll.
Lalu sebenarnya siapa saja sih
yang perlu melakukan test IgG food sensitivity? Inilah kelompok orang
yang perlu melakukan Test IgG Food Sensitivity.
a.
Ingin sehat alami.
b.
Kolesterol tinggi.
c.
Ingin diet sehat.
d.
Mudah mengalami peradangan.
e.
Hipertensi.
f.
Asam lambung tinggi.
g.
Ingin kulit sehat.
h.
Takut terkena kanker.
i.
Sering menghirup polusi
udara.
j.
Ingin ginjalnya sehat.
k.
Berencana detoks.
l.
Sering merasakan nyeri
sendi.
m. Asma.
n.
Sedang promil.
Contoh Bahan Pangan Pemicu Alergi Makanan
Selama ini mungkin kebanyakan
orang menganggap bahwa siapapun bisa mengkonsumsi apapun. Padahal ada makanan
yang mengandung alergen. Alergen ini dapat merangsang terjadinya reaksi alergi
makanan pada seseorang.
Berikut ini adalah contoh alergen
yang terdapat pada makanan.
Susu
Susu sapi, susu kambing, susu
domba, dan susu kedelai.
Seafood
Kepiting besar, udang, ikan sardine,
ikan cod, ikan haring, ikan plaise, ikan salmon, gurita, kerang kupang, kaviar
hitam, cumi-cumi, ikan pollock Alaska, ikan perca, ikan halibut, ikan tuna
sirip kuning, tiram, telur salmon, ikan mackerel, ikan gurami, ikan lump, ikan
pike, dan ikan trout pelangi.
Kacang
Kacang hazel, kacang pinus, kacang
brazil, kacang tanah, kacang kenari, kacang almond, kacang pecan, kacang
pistachio, kacang chestnut, kacang macademia, dan kacang mete.
Buah
Pear, plum, cranberry, red
currant, buah kiwi, pisang, nanas, pepaya, strawberry, raspberry, cherry
manisi, apricot, anggur, apel, semangka, kelapa, jeruk bali, jeruk, mangga,
peach, blackberry, jeruk mandarin, anggur hitam, kismis, blueberry, alpukat,
nektarin, dan lemon.
Sayur
Bawang bombay, kentang, buah
zaitun, peterseli, bawang prei, labu, blewah, wortel, ubi bit merah, lobak
kecil, lobak, asparagus, kembang kol, horseradish, timun jepang, kol/kubis,
brokoli, garlic, tomat, seledri, timun, terong, daun bayam, kubis brussel,
kalrabi, rumput laut hitam, goosefoot (Chenopodium), amaranth, chicory,
artichoke, sayur kale, adas, dan kubis merah.
Dairy
Keju parmesan, keju camembert,
keju edam, keju gruyere, keju lembut, kasein, yoghurt, krim keju, keju emmentaler,
keju mozzarella, keju gouda keju susu kambing, dadih keju, dan krim.
Gluten
Gandum (wheat), gandum hitam
(rye), gandum kuda, gandum bebas gluten (spelt), gandum durum, nasi, gluten,
oat (cereal), jelai (barley), dan jagung.
Grains
Biji lupin, biji labu, biji rami,
biji bunga matahari, buncis, kacang merah, kacang navy, sereal milet, kacang
ercis, kacang lentil, kacang kedelai, wijen, dan kara oncet.
Telur
Putih telur dan kuning telur.
Daging
Daging sapi, rebusan daging sapi,
daging domba, daging bebek, daging ayam, daging kalkun, daging kelinci, daging
babi, dan daging rusa.
Bumbu, dll.
Ragi, jamur kancing, jahe,
selasih, sage, biji mustar, rosmarin, kapulaga, biji kopi, cokelat, ketumbar,
biji pala, dan herba timi.
Itulah beberapa hal yang perlu
kamu ketahui seputar alergi makanan. Jika ditanya, orang akan memilih untuk
tidak menimbun racun di tubuhnya. Namun jika kamu terus menerus mengkonsumsi
makanan yang sensitif untuk tubuhmu, maka ia bisa berpotensi berubah menjadi
racun.
Ditambah lagi dengan tingkat
penyerapan makanan yang berbeda pada setiap orang. Bisa-bisa kesalahan dalam
mengkonsumsi makanan justru menjadi penyebab dari penimbunan racun-racun di
dalam tubuh.
Post a Comment
Post a Comment