Puasa Ramadhan hari pertama jatuh
pada tanggal yang berbeda di tahun 2022 ini. Untuk Muhammadiyah memluai puasa
hari pertamanya pada tanggal 02 April 2022. Sedangkan NU memulai puasa hari
pertamanya pada tanggal 03 April 2022.
Puasa Ramadhan sendiri merupakan
hal wajib yang harus dilakukan bagi umat muslim pada setiap tahunnya. Meskipun
sudah menjadi kewajiban dan rutin dilakukan sertiap tahunnya, tapi masih saja
ada reaksi kurang nyaman yang kadang jadi mengganggu
Untuk itu kita perlu membekali
diri dan orang terdekat dengan ilmu saat melaksanakan Puasa Ramadhan hari
pertama. Hal ini perlu dilakukan agar kita semua dapat menjalani ibadah puasa
dengan lebih khusyuk dan nyaman.
Jenis Reaksi dan Cara Mengatasinya
Hari pertama saat melakukan Puasa
Ramadhan seringkali menimbulkan reaksi kurang nyaman yang terkadang membuat
seseorang bertanya-tanya tentang bagaimana cara mengatasinya. Reaksi yang
ditimbulkan saat seseorang berpuasa mungkin berbeda-beda.
Dari sekian banyaknya reaksi yang
mungkin muncul saat melakukan Puasa Ramadhan, berikut ini yang paling sering
dirasakan oleh mayoritas penduduk di Indonesia. Selain akan membahas jenis reaksi,
penjelasan berikut ini juga akan menjelaskan cara untuk mengatasinya.
Dehidrasi
Orang yang mengalami dehidrasi
ringan akan membuat mood-nya menjadi buruk dan konsentrasinya menurun.
Sedangkan pada dehidrasi berat dapat membuat seseorang pingsan, gagal jantung, dan
bahkan bisa menyebabkan kematian.
Untuk mengatasi reaksi kurang nyaman
ini dapat dilakukan dengan mengkonsumsi air putih yang cukup. Takaran cukup ini
tidak bisa dipatok dengan konsumsi 8 gelas per hari. Pasalnya setiap orang
memiliki kebutuhan asupan air minum yang berbeda-beda. Untuk itu minumlah jika
ada kesempatan. Cukup atau tidaknya konsumsi air putih dapat dilihat dari warna
urin yang mendekati jernih.
Merasa Lemas
Saat hari-hari pertama puasa
tubuh akan mengalami kekurangan asupan kalori dan gula darah jadi menurun. Kemudian
cadangan gula di hati, glikogen otot, dan protein pada jaringan tubuh secara
berurutan akan diambil untuk dijadikan energi.
Pada saat bersamaan metabolisme
tubuh akan menurun agar bisa lebih menghemat cadangan makan yang ada. Hal ini secara
otomatis akan membuat denyut jantung melambat, tekanan darah sedikit menurun, dan
membuat orang merasa lemas, pusing, ataupun kelaparan.
Proses ini pada umumnya hanya
terjadi pada minggu pertama saat menjalankan Puasa Ramadhan. Selain hal
tersebut, rasa lemas juga bisa disebabkan karena anemia, kurang karbohidrat,
kelebihan konsumsi garam dan lemak jenuh, gangguan hormon, penyakit kencing
manis, liver kronik, atau penyakit lainnya yang belum disadari.
Anemia
Seseorang dikatakan mengalami
anemia ketika hemoglobinnya kurang dari 13 g/dl bagi pria dan 12 g/dl bagi
wanita. Untuk mengatasi rasa lemas karena anemia bisa dilakukan dengan memenuhi
kebutuhan asupan zat besi, asam folat, vitamin B12, dan vitamin C.
Maka dari itu pada saat sahur
sebaiknya mengkonsumsi menu makan berbahan dasar hati ayam atau sapi, kuning
telur, daging, seafood, sayuran hijau, dan buah segar. Namun jika dirasa
perlu maka boleh menambah asupan zat besi dengan suplemen.
Kurang Karbohidrat
Rasa lemas ini bisa saja
dirasakan meskipun seseorang tidak mengalami anemia, melainkan karena ia kurang
mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat. Untuk penyebab yang satu ini
dapat diatasi dengan memenuhi kebutuhan asupan karbohidrat. Pemenuhan karbohidrat
juga bisa diperoleh dengan konsumsi sayur dan buah.
Kelebihan Mengkonsumsi Garam dan Lemak Jenuh
Terkadang orang tidak menyadari bahwa
cemilan dan keripik gurih yang sering disantapnya menjadi sumber dari rasa lemasnya.
Untuk itu kontrollah kadar garam dengan membatasi asupan makanan maupun cemilan
gurih ketika puasa.
Selain garam, lemak jenuh seperti
margarin yang sering dikonsumsi juga bisa menyebabkan seseorang merasa lemas
saat menjalankan ibadah puasa. Konsumsi lemak jenuh secara rutin dan berlebih
akan menguras energi agar dapat menjalankan sistem pencernaan dengan baik. Maka
dari itu, kurangilah konsumsi lemak jenuh jika tidak ingin merasa lemas saat
menjalankan ibadah puasa.
Gangguan Hormon
Tubuh memerlukan hormon insulin yang
cukup untuk mengubah karbohidrat sederhana (glukosa) menjadi zat energi. Ketika
tidak ada cukup insulin maka secara otomatis stamina akan menurun. Hal ini
sering dijumpai pada orang yang mengalami diabetes.
Agar keberadaan insulin dalam
tubuh tetap stabil, maka hindarilah mengkonsumsi yang manis-manis. Lalu
lakukanlah olahraga rutin dan konsumsilah makanan yang bisa merangsang produksi
insulin.
Makanan yang bisa merangsang
produksi insulin yaitu kerang dan seafood, karena mereka mengandung seng
dan asam amino esensial. Konsumi makanan ini sangat dianjurkan, khususnya bagi
yang tidak bermasalah dengan makanan tersebut.
Bau Mulut Tidak Sedap
Bau mulut tidak sedap yang
dialami seseorang saat berpuasa ini sebenarnya wajar karena sedang terjadi
pembersihan pada sistem pencernaan yang terjadi dengan cepat. Akan tetapi hal
ini juga bisa disebabkan karena hal lain yang perlu diwaspadai.
Beberapa hal yang dimaksud misalnya
karena ada pembusukan sisa makanan di mulut, infeksi (gigi, gusi, mulut, dan
tenggorokan), dan tukak lambung. Untuk meminimalisir bau tidak sedap pada mulut
dapat dilakukan bebrapa cara seperti menjaga kesehatan gigi dan mulut, minum
air putih yang cukup, mengurangi konsumsi protein hewani, dan memperbanyak konsumsi
sayur maupun buah.
Buang Gas yang Tidak Seperti Biasanya
Umumnya orang buang gas antara 3
sampai 4 kali dalam sehari. Namun ketika seseorang mengkonsumsi makanan dan
minuman dengan tergesa-gesa, mengkombinasi menu yang tidak serasi dan seimbang,
serta mengkonsumsi suplemen serat dan kalsium, maka intensitas buang gas bisa lebih
banyak dari biasanya.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka
makanlah secara perlahan dan berilah jeda untuk bernafas antara suapan satu
dengan suapan berikutnya. Hal berikutnya yang bisa dilakukan yaitu dengan
menghindari konsumsi daging berlemak, telur, susu, kacang-kacangan, kubis,
brokoli, dan pisang dalam satu waktu yang bersamaan.
Sedangkan untuk konsumsi suplemen,
sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Hal-hal yang telah
disebutkan ini juga berguna untuk mengatasi cegukan dan sendawa berlebih saat
berpuasa.
Sembelit
Seseorang dikatakan mengalami
sembelit ketika hanya Buang Air Besar sebanyak 1 kali dalam rentan waktu 2-3
hari. Normalnya orang akan BAB sebanyak 1-3 kali untuk setiap harinya pada
hari-hari biasa. Ketika seseorang berpuasa maka normalnya ia akan BAB sebanyak
1-2 kali per harinya.
Sembelit sendiri sebenarnya bukan
suatu penyakit, melainkan sebuah gejala dari gangguan fungsi suatu organ. Orang
bisa saja mengalami sembelit ketia ia kurang minum, sering menahan buang air,
kurang aktivitas, rutin konsumsi obat, mengalami perubahan fisiologis, serta banyak
konsumsi makanan berlemak dan protein tapi sedikit serat.
Maka untuk mengatasi reaksi tidak
nyaman berupa sembelit ini bisa dilakukan dengan banyak minum air putih, buang
air saat merasakannysa, lakukan aktivitas fisik secara rutin, konsumsi makanan
kaya serat, dan mengurangi konsumsi obat-obatan.
Dari uraian yang telah
dijelaskan, ternyata reaksi kurang nyaman saat berpuasa dapat diminimalisir
dengan cara yang cukup mudah. Apalagi jika sudah mengetahui ilmunya. Semoga artikel
ini bermanfaat untuk menciptakan puasa yang lebih baik dari sebelumnya.
Sumber:
Hardiansyah. 2011. Puasa Sambil Detox. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Post a Comment
Post a Comment