Garam, perasa yang bisa
menciptakan sensasi gurih asin ini seolah tak bisa lepas dari masakan apapun
itu. Menu sahur seringkali menggunakan garam agar cita rasa masakan menjadi tidak
hambar. Seperti layaknya kehidupan yang butuh garam agar perjalanan hidup tidak
menjadi hambar.
Tidak jarang kita temui banyaknya
penggunaan garam yang berlebih pada makanan untuk meciptakan rasa gurih-gurih
asin yang kuat. Konsumsi yang dilakukan secara intens juga berpotensi
menjadikannya sebagai candu.
Hingga akhirnya tidak hanya makanan
berat saja yang dibumbui dengan garam. Makanan ringan pun banyak juga dibumbui dengan
perasa yang dapat menciptakan sensasi gurih asin. Padahal terlalu banyak mengkonsumsi
garam dapat menjadi gerbang berbagai penyakit.
Garam yang dibahas pada artikel
ini yaitu natrium. Yang mana natrium ini bisa berasal dari banyak sumber
seperti mi instan, kornet, penyedap masakan, soda kue, saus tiram, dan
makanan-makanan yang diawetkan.
Pada dasarnya natrium berfungsi
untuk menjaga keseimbangan cairan dan mengatur relaksasi otot pada tubuh ketika
digunakan sesuai dengan kadar normal. Namun ketika jumlahnya berlebih, maka
sifatnya yang menarik dan menahan air ini membuat volume darah jadi meningkat.
Sehingga jantung bekerja lebih
keras dan membuat tekanan pembuluh arteri meningkat dan berpotensi menimbulkan
hipertensi. Jika hal ini terus berlanjut, kemungkinan akan menimbulkan serangan
jantung, gagal jantung, dan stroke.
Melekatnya kebutuhan manusia akan
garam terkadang menjadikan orang berfikir bahwa penggunaan garam dalam jumlah
banyak adalah hal yang tidak bisa ditinggalkan. Padahal meskipun tidak bisa
seutuhnya ditinggalkan pun penggunaan garam dapat diminimalisir. Mari simak
beberapa tips berikut untuk meminimalisir penggunaan garam.
Diet Rendah Garam
Untuk meminimalisir konsumsi
garam berlebih dapat dilakukan dengan melakukan diet rendah garam. Salah
satunya dengan menerapkan DASH-Natrium (Dietary Approaches to Stop
Hypertension-Natrium).
Diet ini dilakukan dengan
membatasi konsumsi asupan garam dan menggantinya dengan banyak mengkonsumsi sayur,
buah, serealia, biji-bijian, dan produk susu rendah lemak.
Sedangkan Depertamen Kesehatan
menganjurkan diet rendah garam yang dikategorikan menjadi tiga macam yaitu diet
ringan, menengah, dan berat. Orang yang melakukan diet ringan garam dianjurkan
untuk mengkonsumsi garam antara 3,75 sampai 7,5 gram/hari.
Diet menengah dibatasi dengan mengkonsumsi
garam sebanyak 1,25 sampai 3,75 gram/hari. Sedangkan diet berat dianjurkan
untuk mengkonsumsi garam kurang dari 1,27 gram/hari.
Diet berat ini utamanya
disarankan bagi penderita hipertensi. Ketika seorang penderita hipertensi menjalankan
diet rendah garam, maka ia sebaiknya juga melakukan diet rendah kolesterol,
diet tinggi serat, dan diet rendah karbohidrat.
Modifikasi Penggunaan Garam
Penggunaan garam dapur sebenarnya
bisa dimodifikasi dengan menambahkan seledri, lada, lengkuas, kencur, cabai,
pala, jahe, gula, bumbu kari, oregano, thyme, dan daun sage. Saat akan
menggunakan bumbu-bumbu kering ini sebaiknya ia direndam terlebih dahulu agar
aromanya lebih kentara.
Modifikasi Cara Pengolahan
Cara pengolahan makanan dapat
dimodifikasi dengan menggoreng, menumis, maupun memanggangnya. Untuk menggoreng
sebaiknya menggunakan minyak kelapa. Sedangkan minyak zaitun, canola, dan
kedelai lebih baik jika digunakan sebagai dressing salad.
Jika ingin menggoreng menggunakan
margarin, maka gunakanlah ia dengan cara mencampurnya bersama air dan
memasaknya sampai mendidih. Dengan cara ini natrium pada margarin akan larut ke
dalam air.
Jika ingin menggunakannya
kembali, masukkanlah ia ke dalam lemari es ataupun dengan mencampurkan es batu
kedalamnya. Hal ini bertujuan untuk mebuat margarin terpisah dengan air,
sehingga teksturnya kembali seperti semula.
Pilih Bahan Makanan
Sebelum menjadi makanan yang siap
untuk disantap, tentu pemilihan bahan makanan harus dilakukan terlebih dahulu. Untuk itu pilihlah bahan
makanan berupa sayur, buah, dan daging yang masih segar. Sehingga belum ada
penambahan garam dalam proses pengawetan dan distribusinya. Selain itu pilihlah
bahan-bahan makanan kemasan yang ia tidak menggunakan natrium di dalamnya.
Tips menu sahur praktis agar minim garam ini bisa diterapkan untuk menu berbuka maupun menu sehari-hari di luar Bulan Puasa. Pada dasarnya konsumsi natrium ataupun garam itu dibutuhkan oleh tubuh. Asalkan ia dikonsumsi dalam batas normalnya.
Sumber:
Muaris, Hindah. 2009. Yummy & Healthy Low Salt Food One Dish Meal untuk Sahur Rendah Garam. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Post a Comment
Post a Comment