Menikah adalah satu kata dengan seribu sensasi yang
mengalir di dalamnya. Tidak jarang kita temui orang memiliki do’a dan keinginan
agar tahun ini bisa menikah dengan seseorang terbaik pilihan-Nya.
Harapan-harapan tersebut biasanya dipenuhi dengan kesadaran
untuk menyempurnakan separuh agamanya. Yang mana ini berarti bahwa ia sadar
untuk mematuhi imamnya setelah menikah nanti.
Tapi, apakah tindakannya setelah menikah mencerminkan
kesadarannya saat akan menikah tadi? Apakah setelah menikah masing-masing dari
mereka (baik pihak laki-laki maupun perempuan) berusaha maksimal untuk
menjalankan peran dan kewajibannya?
Setidaknya, apakah mereka sudah mengetahui hak kewajiban
masing-masing? Ataukah justru masing-masing hanya sibuk untuk terus meminta
agar haknya dipenuhi?
Dari beberapa pertanyaan di atas sepertinya wajar saja jika
keinginan menikah itu menjadi tanda tanya besar bagi sebagian besar orang. Pembahasan
tentang menikah pun sebenarnya tidak akan ada habisanya, baik itu yang membahas
tentang hal-hal sebelum, saat, ataupun setelah pernikahan itu terjadi.
Hal yang Perlu Dibahas Sebelum Menikah
Ketika sudah berencana untuk melangsungkan pernikahan, orang
akan fokus mencari berbagai persiapannya. Mulai dari dekor, catering, rias,
gaun, dan berbagai pemikiran umum lainnya.
Padahal ada hal yang jauh lebih penting dari semua itu.
Termasuk sejauh mana ilmu dan persiapan kamu untuk menghadapi gelombang di
dalam sebuah pernikahan. Apalagi ketika mempertimbangkan bahwa pernikahan bukan
hal sepele yang hanya berlangsung satu atau dua hari saja.
Ketika pernikahan sudah terjadi, maka orientasinya adalah
ia akan dijankan seumur hidup bersama orang yang menjadi pilihanmu. Untuk
menjalaninya tentu ada pembahasan serius antara kedua belah pihak. Ingatlah
bahwa menikah bukan hanya tentang menyatukan dua kepala.
Menikah itu lebih dari sekedar menyatukan dua insan, karena
ia juga menyatukan dua keluarga. Maka dari itu kesepahaman antara sepasang kekasih
harus disamakan dan dikuatkan bersama terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar
sepasang pengantin tadi bisa melalui berbagai ujian pernikahannya bersama-sama
dengan baik.
Lalu apa saja sih yang perlu dibahas sebelum menikah? Yuk
simak hal-hal yang perlu dibahas sebelum menikah berikut ini.
Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan
Sudah pasti sepasang kekasih yang akan melangsungkan
pernikahan ini berasal dari keluarga yang berbeda, bukan? Maka budaya dan pola
pikir diantara keduanya juga pasti akan memiliki perbedaan.
Berangkat dari perbedaan inilah, kemudian sebaiknya mereka
mencoba menyamakan frekuensi.
Bagaimana caranya? Caranya yaitu dengan mengkomunikasikan
mengenai hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasangannya kelak.
Selain itu bahas juga tentang hal-hal yang disukai dan tidak disukai, agar
pasangan lebih paham tentang bagaimana ia harus bertindak dan memenuhi hak
pasangannya.
Visi dan Misi
Ketika membahas visi misi dalam berumah tangga, usahakanlah untuk membahasnya
lebih detail dari yang umumnya diutarakan oleh orang-orang yang akan menikah. Bahaslah
visi misi yang realistis dengan perencanaan yang matang.
Permasalahan
Cobalah untuk menghadirkan topik-topik diskusi yang
membahas tentang permasalahan-permasalahan di dalam suatu rumah tangga.
Tanyakanlah kepada pasanganmu tentang pendapat dan solusi dari permasalahan
itu.
Dari sini kalian bisa menilai apakah hubungan itu layak
untuk dilanjutkan ke jenjang pernikahan atau tidak. Kamu harus bersiap dengan jawabannya.
Apapun itu, cobalah untuk lebih realistis dan menjadikannya sebagai bahan
pertimbangan untuk membuat keputusan berikutnya.
Kehamilan
Sebagian orang berfikir bahwa pembahasan kehamilan hanya
perlu dilakukan setelah menikah. Padahal persiapan kehamilan ini perlu
dilakukan oleh kedua belah pihak sejak sebelum akad.
Mengapa demikian? Jawabannya yaitu karena setelah melangsungkan
akad, biasanya mereka tidak akan tahan menunggu waktu lama untuk melakukan
hubungan intim. Kondisi inilah yang harus dipersiapkan sejak sebelum akad.
Tentu setiap pasangan mengharapkan keturunan dengan
kualitas terbaiknya, bukan? Untuk mendapatkan kualitas terbaik, maka harus
dilakukan persiapan fisik, psikis, dan spiritual yang terbaik pula.
Dari segi kesehatan tubuh, kedua pihak harus sama-sama
mempersiapkan fisiknya. Misalnya dengan memenuhi asupan gizi yang dibutuhkan,
rajin olahraga, istirahat cukup, tidak merokok ataupun minum-minuman
beralkohol.
Dari segi psikis dan spiritual bisa dilakukan dengan membekali
ilmu dengan berbagai ilmu seputar niat menikah, persiapan pernikahan, kehamilan,
menyusui, seni berinteraksi, beribadah, dll. Selain itu latihlah diri untuk membiasakan
diri dengan kebiasaan-kebiasaan baik yang sesuai dengan tuntunan syariat.
Hal-hal di atas sebaiknya kamu bahas sebelum pernikahan
berlangsung. Karena dari hasil komunkasi itulah kamu bisa memutuskan langkah
berikutnya yang harus diambil.
Post a Comment
Post a Comment