Berbicara mengenai sahabat
membuat saya teringat perbedaan definisi kata tersebut bagi setiap orang.
Sesekali saya menjumpai seseorang yang menganggap bahwa ketika bisa melakukan
perbincangan asik saat awal berjumpa, lalu dengan mudahnya dia menganggapnya
sebagai sahabat.
Pada lain kesempatan ada juga
yang sudah menjalin komunikasi secara intens dan menganggap lawan bicaranya itu
adalah sahabatnya. Meskipun lawan bicaranya mengetahui bahwa dia
mengikrarkannya kepada semua orang bahwa dia adalah sahabatnya, tapi lawan
bicaranya justru menganggap dia sama halnya seperti temannya yang lain.
Iya, definisi sahabat ini memang
bebas dimodifikasi sesuai pemahaman masing-masing, tapi ada kalanya justru hal
tersebut menjadi permasalahan baru yang bisa saja timbul sewaktu-waktu. Apalagi
kita mengetahui bahwa di dunia ini ada makhluk yang panjang akalnya dan ada
pula yang panjang perasaannya.
Jika Sahabatmu Itu Laki-laki
Mari kita mencoba untuk
memposisikan diri sebagai seorang perempuan yang memiliki sahabat laki-laki.
Tentunya definisi yang kali ini akan kita gunakan yaitu pemahaman sahabat
secara umum ya. Yang mana laki-laki dan perempuan yang tidak saling memiliki
rasa namun selalu ada.
Inilah kondisi yang sering
dijadikan peluang oleh setan untuk menggoda. Bagi dua insan yang berlawanan
jenis, meskipun di lisannya mengatakan bahwa tidak saling memiliki rasa namun
jika kondisinya satu sama lain selalu ada di saat mereka saling membutuhkan,
maka ini harus diwaspadai.
Mengapa demikian? Sob, tentu kamu
pernah dengar pepatah yang mengatakan bahwa “Witting Tresno Jalaran Seko
Kulino”. Ungkapan itu ternyata bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh.
Seseorang yang terbiasa bersama dan selalu ada dalam kondisi apapun itu bisa
menimbulkan benih-benih istimewa.
Bisa dibilang itu adalah
benih-benih cinta terhadap lawan jenis. Hal ini harus menjadi perhatian
penting. Terlebih lagi jika kamu sudah menikah. Jangan sampai persahabatanmu
menjadi malapetaka untukmu maupun sahabatmu.
Ada baiknya jika kamu memulai pembicaraan
dengan sahabatmu agar lebih membatasi ruang persahabatan kalian. Hal ini
berlaku meskipun kalian sama-sama sudah menikah. Bagaimanapun juga tidak ada
perempuan yang tidak cemburu jika suaminya berkomunikasi dan berinteraksi secara
intens dengan perempuan lain.
Jika Sahabatmu Itu Perempuan
Sob, sebagaimana yang telah
dijelaskan bahwa persahabat antar lawan jenis itu perlu mendapat perhatian khusus.
Dalam artian bahwa hal tersebut bisa berpotensi menjadi permasalahan dalam
kehidupan rumah tangga seseorang. Untuk uraian kali ini mari memposisikan
sebagai seorang lelaki.
Sebagai seorang lelaki tentu kamu
memiliki logika yang panjang. Tapi kamu juga perlu mengimbangi logikamu dengan
perasaan. Mengimbangi logika dengan perasaan itu bukan sesuatu hal yang lebay
loh. Hal ini justru bisa menyelamatkanmu dan orang-orang disekitarmu.
Mungkin satu kisah ini bisa
menjadi pembelajaran kita bersama. Ada seorang lelaki yang memiliki sahabat
perempuan lalu setelah menikah pun dia masih sering menghubungi dan berinteraksi
secara intens. Kamu tahu apa yang istrinya sampaikan di salah satu forum?
Forum yang saling tidak mengenal
satu dengan lainnya itu dia jadikan ajang untuk mencari solusi atas
kebimbangannya. Si istri merasa sahabatnya telah merebut posisinya sebagai
seorang istri karena sang suami jauh lebih memperhatikan, menanggapi, dan
berbuat baik kepada sahabatnya itu.
Para anggota forum lainnya
menyarankan untuk mengkomunikasikan secara baik-baik bersama suaminya. Setelah
dia mencoba cara tersebut, ternyata si suami justru menganggap interaksi dan
perlakuannya kepada sahabat perempuannya sebagai hal yang biasa saja. Si suami
pun tetap berkomunikasi dan bertemu bahkan sering bepergian bersama sahabat
perempuannya itu.
Jika posisimu sebagai lelaki yang
mengetahui akan hal tersebut, kira-kira apa yang akan kamu lakukan Sob? Apakah
kamu menganggap bahwa melayani chatting dari sahabat perempuanmu selalu
lebih penting dibandingkan keharmonisan rumah tanggamu? Apakah bertemu dan jalan
berdua dengan sahabat adalah hal yang lumrah ketika kamu sudah berumah
tangga? Jika posisinya dibalik, mungkin
kamu juga tidak akan pernah bisa menerima kondisi tersebut, bukan?
Untuk itu, mari batasi hubungan
dengan sahabat perempuanmu. Terutama jika kamu ataupun sahabatmu sudah memiliki
pasangan. Sebenarnya hal ini juga berlaku untuk mantan pacar. Bagaimanapun juga
yang namanya mantan selalu memiliki kenangan tersendiri dimana ia bisa saja
membangkitkan nostalgia masa lalu.
Uraian di atas bisa kamu jadikan
referensi ketika ingin membuat puisi persahabatan ataupun surat untuk
sahabatmu. Mungkin kalian memang tidak ada perasaan khusus. Tapi ada baiknya
jika kalian mengantisipasi segala hal yang mungkin saja terjadi. Apalagi rumah
tangga itu bukan sesuatu hal yang dijalani dalam waktu singkat, melainkan itu
untuk seumur hidup.
Post a Comment
Post a Comment