Umumnya skincare dan make
up menjadi kebutuhan sekaligus sahabat setia bagi setiap kaum hawa. Pasalnya
skincare dan make up merupakan hal yang mampu menunjang
penampilan seseorang agar tampak lebih fresh dan menawan.
Seiring perkembangan zaman,
produk-produk tersebut mengalami perbaikan dalam hal komposisinya. Jika di awal
perkembangannya banyak didapati produk dengan berbagai bahan kimia berbahaya,
kini sudah banyak yang bergeser ke bahan-bahan alami. Lalu sebenarnya bahan
kimia apa saja yang terkandung dalam produk-produk kosmetik saat ini?
Meski sudah banyak produk yang
jauh lebih aman, namun ada baiknya jika kita menghindari bahan-bahan kimia
berbahaya yang sering terkandung pada produk skincare dan make up.
Pengetahuan ini perlu digali dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari agar
tidak terjadi penumpukan racun yang semakin banyak dalam tubuh.
Sodium Lauryl Sulfate
Produk yang sering menggunakan
sulfat sebagai bahan penyusunnya yaitu face wash, shampoo, dan shower
gel. Sulfat atau SLS yang diguanakan dalam berbagai produk perawatan
kulit berguna sebagai emulsifier dan untuk memecah kandungan minyak serta
menarik air.
Fungsinya yang berperan sebagai emulsifier
akan membantu suatu produk agar seluruh komposisinya tercampur secara merata.
Sehingga komposisi yang memiliki sifat dasarnya seperti air dan minyak tetap
bisa tercampur menjadi satu kesatuan.
SLS ini juga dapat
bertindak sebagai produk untuk pembersih tubuh dengan ciri khasnya berupa busa
yang melimpah. Penulisan SLS terkadang menggunakan beberapa nama lainnya
seperti Sulfuric Acid, Sodium Dodecyl Sulfate, Sodium Salt, Monododecyl
Ester, Sodium Salt Sulfuric Acid, dan Aquarex Me/Aquarex Methyl.
Penggunaan SLS masih
dikatakan aman jika digunakan sesuai takaran keamanan pada bahan makanan dan
hanya diaplikasikan dalam waktu singkat. Untuk mengetahui kapan SLS mulai tidak
aman bagi tubuh yaitu ketika permukaan kulit menjadi teriritasi, kering, kesat,
seperti tertarik, dan mengelupas.
Maka dari itu produk yang
mengandung SLS tidak disarankan terutama bagi yang memiliki pemasalahan kulit seperti
jerawat dan bentuk peradangan lainnya. Selain itu, sifatnya yang mampu
mengiritasi mampu membuat rambut menjadi kering dan mudah patah jika terkandung
dalam sebuah sampo.
Selain SLS ada juga komposisi
yang mempunyai fungsi sama dengannya yaitu SLES. Meskipun SLES dikenal lebih
aman dar SLS, namun tetap saja ia merupakan zat beracun.
Formaldehyde
Formaldehyde sering kali
digunakan pada produk-produk cat rambut, lem bulu mata, dan sabun bayi.
Penggunaan bahan kimia ini pada suatu prduk bertujuan agar membuatnya menjadi
lebih awet. Namun penggunaannya juga memiliki efek samping yaitu dapat menjadi
pemicu karsinogenik, iritasi, dan ruam.
Bahan kimia yang merupakan
turunannya yaitu Bronopol, DMDM Hydantoin, Diazolidinyl Urea, Imidazolidinyl
Urea, dan Quaternium-15. Jadi jika menemui nama-nama tersebut pada
komposisi suatu produk kini bisa diketahui bahwa mereka adalah turunan dari
Formaldehyde.
BHA & BHT
BHA (Butylated Hydroxyanisole)
dan BHT (Butylated Hydroxytoluene) kerap kali terkandung dalam lipstick
dan pelembab kulit. Kedua bahan ini merupakan antioksidan yang menyerupai
vitamin E dan berfungsi sebagai stabilisator, antioksidan, pewangi, dan
pengawet pada suatu produk. Akan tetapi bahan ini memiliki efek samping berupa
gangguan gormon dan iritasi.
Coal-tar Dyes
Coal-tar Dyes ini sering
digunakan sebagai komposisi dalam shampoo dan kosmetik. Coal-tar pada
umumnya difungsikan hanya untuk mengatasi gejala psoriasis kulit dan bukan
untuk mengobatinya. Bahan kimia ini harus digunakan secaara hati-hati terutama pada
bagian wajah, dekat mata, dan selaput lendir.
Coal-tar Dyes tidak
diperbolehkan untuk digunakan bagi ibu menyusui dan hamil. Pada beberapa kasus,
penggunaan Coal-tar Dyes oleh ibu hamil dan menyusui berpotensi untuk
membuat janin menjadi cacat. Selain itu, bahan ini tidak boleh diaplikasikan
pada area genital atau rektal.
Paraben
Saat mengecek komposisi yang
terkandung dalam produk-produk perawatan kulit, sering kali dijumpai paraben di
dalamnya. Paraben biasanya terdapat pada krim, losion, dan deodorant.
Pada dasarnya penambahan komposisi ini berfungsi untuk menjaga kualitas produk untuk
mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.
Paraben ini sering ditulis dengan
nama lain seperti para-hydroxybenzoate, methylparaben, propylparaben,
butylparaben, ethylparaben, 4-hydroxy methyl ester benzoic acid, dan
4-hydroxybenzoate. Selain pada produk kecantikan, paraben juga digunakan dalam
produk-produk farmasi dan pangan.
Jika sering menggunakan kosmetik
yang mengandung paraben maka akan membuat kulit menjadi lebih sensitif. Selain
itu paraben adalah zat kimia yang bisa mengganggu fungsi endokrin, menyebabkan
kanker payudara, alergi, iritasi, dan masalah reproduksi.
Struktur paraben menyerupai hormon
estrogen sehingga tubuh mengaggapnya sebagai zat merugikan yang bisa mengganggu
fungsi endokrin. Sehingga kulit menjadi berjerawat, terjadi gangguan
perkembangan dan neurologis, serta menyebakan pubertas dini bagi kaum hawa.
Kelima zat diatas dapat digunakan
sebagai indicator keamanan suatu produk. Pasalnya bahan kimia yang aman dalam
kosmetik tidak akan menyertakan zat-zat tersebut. Apalagi jika penggunaannya
dalam jumlah besar yang melampaui kadar keamanannya.
Post a Comment
Post a Comment