Apakah Anda termasuk psikologi orang pemarah? Anda ingin menghilangkan sifat pemarah?
Tahukah Anda? Ketika Al-Qur’an berbicara tentang sifat pemarah maka ia
akan digandeng dengan sifat lainnya. Pada umumnya orang yang pemarah itu tidak
empathy. Lihat ayat 133 sampai 134 pada surat Ali Imran.
“Maka bersegeralah kamu menuju ampunan Allah dan surga yang
seluas langit dan bumi, yang dipersiapkan untuk orang bertakwa.”
Siapakah orang bertakwa yang dimaksud?
Pengertian taqwa dan contohnya yang dimaksud yaitu seseorang yang memiliki 3 (tiga) sifat pada diri mereka. Ketiga sifat orang bertaqwa adalah
orang yang suka berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun sempit, suka menahan
amarah, dan dia mampu memaafkan kesalahan orang lain (tidak dendam).
Ketika membahas hal tersebut, para ulama berpendapat bahwa
ketiga sifat tersebut terangkai dalam satu perilaku orang yang bertaqwa. Jika
salah satu diantara ketiga sifat tersebut hilang maka sifat yang lain juga akan
hilang.
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang suka
bersedekah saat lapang maupun sempit, pastinya dia bisa menahan amarah, dan dia
tidak dendam atas perlakuan orang lain kepadanya. Jika menginginkan hati yang
bersih dari kotoran emosional berupa marah caranya yaitu dengan sedekah.
Bagaimana jika sudah terlanjur marah atau sedang marah?
Berwudhu
Pertama, jika kita lihat apa yang diajarkan Rasul bahwa cara mengendalikan marah yaitu dengan berwudhu. Marah itu berasal dari bisikan setan berupa perasaan untuk marah.
Sedangkan setan itu berasal dari api, yang mana
api itu kalah dengan air. Maka jika sedang marah, usahakan jaga diri agar tetap
dalam kondisi berwudhu.
Mandi
Ada terapi lain yang bisa dilakukan ketika marah. Terapi ini dijelaskan dalam Hadits Riwayat Muslim.
Dalam hadits tersebut menceritakan
kebiasaan Rasulullah dan sahabat setelah pulang dari bepergian jauh dan sebelum
sampai masuk rumah, mereka terbiasa mandi terlebih dahulu di pemandian umum.
Pada zaman dahulu biasanya sebelum sampai rumah terdapat pemandian umum di Kota Madinah. Kemudian mereka mandi bersama.
Lalu mereka baru
pulang setelah mandi untuk mendatangi pasangannya dan anaknya. Dalam kondisi
ini emosi mereka lebih positif.
Kenapa?
Disitu terdapat kaidah menarik dari Syaikh Abu Nashira. Sebagaimana hadats kecil yang disapu oleh wudhu.
Begitu pula sebagaimana kemarahan yang kecil lalu disapu dengan wudhu. Akan tetapi jika hadatsnya besar, sebagaimana ketika kita junub maka dibersihkan dengan mandi.
Begitu pula
dengan kemarahan yang berkepanjangan karena lelah maka disapunya dengan mandi.
Maka dari itu apabila istri kita marah-marah ketika melayani anak, periksalah jangan-jangan dia belum mandi. Hal ini selalu Ustadz Bendri cek dan sampaikan kepada istrinya bahwa jika belum mandi maka jangan melakukan aktivitas masak dan lain sebagainya.
Ketika istrinya belum mandi, maka masaknya pun bisa jadi sambil ngomel. Karena orang yang belum mandi itu identik dengan kondisinya yang suntuk.
Itulah sebabnya kenapa seorang suami yang pulang dari kantor agar mau diajak bermain oleh anak, maka berilah dia waktu transisi. Waktu transisi ini dimaksudkan agar dia bisa mandi dan menikmati kopinya terlebih dahulu.
Setelah itu baru lakukanlah interaksi dengannya.
Ketika seorang suami pulang, dia dalam kondisi lelah dan kesal di sepanjang
perjalanan. Semua rasa lelah dan kesal itu luruh saat dia mandi.
Ubah Posisi Tubuh
Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW. Ketika saat marah posisi kita dalam keadaan berdiri maka kita diminta untuk duduk.
Disisi lain, berdasarkan riset yang telah dilakukan menyimpulkan bahwa marah itu semakin berkembang jika aliran darah berkembang cepat. Salah satunya yaitu ketika kita membesarkan badan.
Maka dari itu jika seorang pemarah
berorasi sambil berdiri dan mengangkat tangan, pasti dia akan semakin marah.
Menurut para ulama, jika kita ingin marah maka dekatkan diri
ke arah bawah supaya energi marah itu kalah dengan tanah. Itu sebabnya ketika
marah sebaiknya duduk. Namun jika masih marah juga maka berbaringlah/ tidurlah.
Sesekali cobalah ketika marah kepada anak, maka lakukanlah
marah itu sambil tiduran. Jika masih tetap marah maka jepitlah sampai bagian
lutut menyentuh dengan perut. Pada konsepnya, mengecilkan badan berarti
mengecilkan aliran darah sehingga dapat meminimalisir setan dalam menggoda
kita.
Post a Comment
Post a Comment