Part 2
Q: Bagaimana cara menghadapi
kecemasan yang berlebih pada diri kita?
A: Cara-cara yang mungkin bisa
dilakukan untuk mengurangi kecemasan yaitu
1. Perbaikilah kualitas sholat. Sholat
yang dilakukan secara tergesa-gesa akan membuat kita tidak bisa merasakan
nikmatnya beribadah sehingga tidak memberikan efek ke hati.
2. Lakukanlah dzikir-dzikir yang memang
kita pahami maknanya dan mampu kita nikmati. Biasakanlah dzikir al-ma’tsurat pagi
dan petang dan pahamilah maknanya. Seseorang yang memahami makna dari dzikirnya
makai a akan memberikan efek istimewa bagi jiwa yang mampu meredakan
ketegangan.
3. Mengusap-usap bagian yang
memiliki saraf-saraf sensitive. Misalnya yaitu punggung telapak tangan,
punggung tubuh, dan untuk yang sudah memiliki pasangan halal bisa dengan cara
tidur bersama pasangan tanpa pakaian agar dapat bersentuhan kulit dengan kulit
(skin to skin) lalu ditutupi sehelai kain untuk mengurangi kecemasan
pasangannya. Hal ini terjadi karena sentuhan dan pelukan merupakan salah satu
cara untuk mengaktifkan hormone bahagia.
Q: Bagaimana cara menghadapi kedua orang tua yang satu rumah dengan kita namun tidak pernah berkomunikasi selama tiga tahun diantara keduanya.
A: Hal yang pertama kali harus
dilakukan yaitu carilah pihak mana yang memiliki sakit hati atau luka batin yang
paling besar / paling parah. Dimana pihak itulah yang menjadi pemicunya. Pada
dasarnya bahayanya orang yang tidak bertegur sapa dalam jangka waktu yang lama
yaitu ia akan menyimpan emosi hati yang dikemudian hari akan meledak. Sehingga
itu akan berujung pada sesuatu yang di luar nalar kita. Peran anak adalah
membuka ruang agar setiap orang tuanya menyampaikan unek-uneknya. Hal ini
dilakukan untuk membantu agar ortu tidak menyimpan bom waktu. Jika orang tua
mengalami luka batin yang ditandai dengan kebencian maka tanyakan siapa yang
paling memiliki kebencian terbesar. Setelah mengetahui siapa yang paling parah
luka batinnya lalu bawalah dia untuk berobat ke para ahli atau professional.
Karena sejatinya dia butuh pertolongan untuk menyelesaikan dengan dirinya. Cara
lainnya yaitu dengan berdusta yang diperbolehkan. Misalnya dengan memberi
hadiah kepada ibu dan menyampaikan bahwa itu dari ayah. Ataupun sebaliknya
yaitu memberikan hadiah kepada ayah dan menyampaikan bahwa itu dari ibu.
Q: Bagaimana cara ngobrol dari hati ke hati antara istri kepada suami. Padahal si suami selalu memiliki waktu lama untuk ngobrol dengan temannya.
A: Pada dasarnya, suami mempunyai
kekurangan. Untuk mengatasi hal tersebut maka sebaiknya
1. Seorang istri selalu mencatat setiap kebaikan suami sekecil
apapun itu. Sehingga kita tidak terbujuk oleh rayuan setan ketika suami menunjukkan
kekurangannya tersebut. Bukalah catatan-catatan kebaikan tentang suami agar
kita tidak terbujuk rayuan setan. Yang dikhawatirkan yaitu ketika kebutuhan
jiwa seorang istri tidak diakomodir oleh suami, lalu setan masuk dengan
bisikan-bisikannya dan membuat seolah-olah suami tidak memiliki kebaikan
apapun. Yang kemudia memunculkan rasa was-was dan pelampiasan kepada pihak ke
tiga.
2. Telusurilah peran ibu kandung yang mungkin tidak hadir secara
maksimal di saat usia tumbuh kembang sang suami pada masa kecilnya dahulu.
Cobalah cek apakah suaminya memiliki kemelekatan khusus dengan ibu kandungnya
atau tidak. Cari tahulah apakah ibu kandungnya sudah meninggal saat dia masih
kecil? Atau dia memiliki ibu kandung yang tidak hangat?
3. Menceritakan sesuatu hal secara bertahap dan tidak semua hal
perlu diceritakan kepada suami. Misal:
a.
Lakukanlah komunikasi yang
linear dengan kehidupan suami. Seseorang sangat suka ketika memulai komunikasi
yang in line atau berkaitan dengan dirinya atau hal yang disukainya.
b.
Jangan melakukan komunikasi
yang ada efek menyindir di dalamnya.
c.
Perbanyaklah menulis untuk
mencuruhkan kebutuhan jiwa. Yang paling baik yaitu dengan menliskan menggunakan
bolpoin dan tidak mengunggahnya ke dunia maya.
Q: Apakah sumpah suami yang
mengatakan bahwa dia bersumpah tidak akan memaafkan istrinya akan membuat si
istri tidak akan mendapatkan ridhonya? Lalu hal apa yang harus dilakukan?
A: Dalam hal ini, ini adalah
sumpah yang harus ditepati dan sumpah yang buruk. Hal yang harus dilakukan yaitu
1. Memohon ampun kepada Allah SWT
2. Pada hakikatnya seorang suami yang mudah marah bisa luluh
hatinya jika kita tahu tipsnya. Seorang suami yang mudah marah biasanya pada
masa kecilnya ia memiliki pola asuh yang buruk sehingga ia mudah mengucapkan
kalimat buruk yang sejatinya dilarang. Dari sini seorang istri perlu memahami
bahwa hal tersebut merupakan isyarat bahwa ia harus sudah mulai untuk
melembutkan hati suami.
3. Usahakan agar suami meralat sumpahnya tersebut. Sebagian ulama menyampaikan bahwa ketika seseorang bersumpah tidak dengan menggunakan kalimat yang syar’i (Billahi, Wallahi, Tallahi), maka sumpahnya tidak termasuk sumpah. Jika ia menggunakan kalimat syar’i maka tetap ada peluang untuk menebus sumpahnya, misalnya yaitu dengan puasa, dan sedekah.
Post a Comment
Post a Comment