SAKINAH DARI RUMAH
_Ummu Balqis _
Smart Mom Community__
1.
Cara mengatur waktu:
- Niatnya harus kuat. Kalau niatnya ngga kuat nanti
bawaannya capek, mager,dll
- Manage diri kita. Hal-hal yang ngga berguna ngga
usah dilakuin.
- Harus punya support system yang kece.
2. Rumah adalah miniatur surga yang mana rumah itu menenangkan. Rumah
yang belum menenangkan berarti ada PR di dalam rumah tangganya. Hal ini akan
sangat terasa ketika kita melaksanakan PSBB (Pembatasan Sosisal Berskala
Besar).
3. Pada undangan pernikahan
biasanya juga di cantumkan QS. Ar-Rum ayat 21 karena ini mengandung arti
tentang harapan dan do’a kedua belah mempelai dan kedua belah keluarga besarnya
tentang pernikahan itu kelak agar sakinah, mawaddah, warahmah.
4. Berdasarkan penggalan QS.
Ar-Rum ayat 21 >>> agar kamu cenderung merasa tentram kepadanya dan
dijadikannya diantara kamu rasa kasih dan sayang <<< menurut akar
katanya artinya yaitu sakinah di dalam rumah tangga itu tidak akan tercapai kalau
tidak ada action/things to do yang dilakukan oleh kalian (supaya kalian merasa
tentram kepadanya) jadi sakinah bukan merupakan kata sifat. Sakinah itu kata
kerja, sehingga bagi kita semua yang mau mengupayakan agar rumah tangga kita
sakinah maka perlu effort.
5.
Ketika kita ingin keluarga
kita sakinah/tentram maka kita harus tahu tentram yang dimaksud yang seperti
apa si? Apakah yang anaknya banyak? Apakah yang rumahnya megah? apakah yang
mobilnya mewah? kita bahas ini agar
konsep tentram itu kita pahami dulu. Karena sakinah/tentram itu sumbernya di
dalam hati kita dimana keimanan kita semakin bertambah (Cek QS. Al-Fath:4).
Jadi ketika keimanan kita bertambah maka ketenangan itu datang. Keluarga
sakinah itu bukan berarti rumah tangga yang tercukupkan secara harta. Sakinah itu terkait tentang
keimanan yang ada di dalam hati kita sehingga kita dan pasangan sama-sama
merasa tentram, syukur, dan mendekat kepada Allah SWT. Jadi bukan
berarti ketika kita ingin ikhtiar memperjuangkan sakinah lalu suami istri
disibukkan hanya untuk mencari perkara rezeki rezeki rezeki…….. lalu tidak
bertemu berdua (LDM), jarang bonding, dan ngga pernah ibadah bareng.
6.
Ada 2 komponen sakinah di dalam rumah/keluarga yaitu
iman dan ilmu. Karenanya dua orang suami dan istri yang
ingin ikhtiar mengazzamkan diri bahwa pernikahannya akan menjadi sakinah maka
kedua hal ini yang harus dipersiapkan. Tanpa iman dan ilmu maka sakinah di
dalam rumah tangga hanya sebuah omong kosong.
7.
Ketika ada yang berpendapat
bahwa ada orang yang bisa tentram-tentram saja meskipun tanpa iman dan ilmu
maka perlu di cek ulang apakah mereka benar-benar merasa tentram (sakinah) atau
tidak.
8.
Ada pasangan yang kompak
dalam bermaksiat dan sebetulnya mereka tidak menemukan ketentraman hakiki di
dalam hati. Bisa jadi hartanya berlimpah tapi mereka maksiat bareng karena
keimanannya belum tumbuh di dalam rumah tangga mereka, iya mereka akan bahagia
dengan jalan bareng, dugem bareng dll tapi bahagianya itu sesaat lalu mereka
akan struggling lagi untuk mencari kebahagiaan-kebahagiaan lain. Sehingga
disini bukan keberadaan sakinah yang mereka rasakan.
9.
Gambaran peran ilmu dan
keimanan pada kedekatan kita (suami, istri) dengan Allah SWT. Kalau
masing-masing jauh dari Allah SWT maka bonding antara keduanya untuk mencapai
kebahagiaan yang hakiki akan jauh. Jarak keberhasilan mereka bersatu dalam
sakinah juga jauh. Ketika istrinya mendekat kepada Allah SWT sementara suaminya
tidak ikut mendekat kepada Allah SWT maka jarak keberhasilan mereka bersatu
dalam sakinah juga jauh. Tapi
jika keduanya mendekat (istri dan suami mendekat kepada Allah SWT) maka jarak
keberhasilan mereka bersatu dalam sakinah juga semakin dekat untuk
direalisasikan dalam Rumah Tangga nya.
10.Jika di dalam rumah tangganya
dirasa tidak damai, tidak tenang, merasa kurang terus, merasa tidak bahagia,
banyak masalah, dll coba cek kedekatan kita dengan Allah SWT ada PR atau tidak.
Bisa jadi ada makanan dan harta haram di rumah kita, karena itulah yang
menyulitkan hati kita untuk merasa bahagia.
11.Pahami tujuan pernikahan, karena
pasangan yang belum memahami tujuan pernikahan biasanya mereka akan galau
mengarahkan tujuan pernikahan ini akan kemana
12.Pasangan yang sudah menjadikan
QS At-Tahrim ayat 6 menjadi nadi dalam pernikahannya maka mereka tidak akan
gampang goyah, mereka akan fokus, mereka akan mencari satu jalan agar bisa
mensukseskan keluarganya. Boro-boro mereka akan mikirin selingkuhan,
membanding-bandingkan dengan pasangan lain, dll tapi mereka justru akan fokus
pada keluarga mereka sendiri agar QS. At- Tahrim ayat 6 ini berhasil mereka
amanahkan di dalam pundak mereka. Jadi kita perlu duduk bareng dengan pasangan,
membicarakan bener ngga sih kalau kita sudah paham tentang visi misi
pernikahan?
13.Di
dalam QS At Tahrim menyebutkan bahwa kita agar saling menyelamatkan dari siksa
api neraka, tetapi bukan berarti lalu kita berfikir bahwa hidup ini cukup hanya
dengan sholat dan ngaji terus menerus lalu perkara dunia di abaikan. Karena
supaya Allah SWT ridho atas kita lalu memberikan ketentraman dan menjadikan
kita layak masuk surganya tentunya kita harus menjadi pribadi yang tuntas
amanah. Nah pribadi yang
tuntas amanah berarti melibatkan dunia dan akhirat. Jadi perkara dunia dan
akhiratnya harus seimbang dan harus tuntas kedua-duanya. Apakah kemudian
seorang suami yang ibadahnya lancar kemudian dia tidak mau bekerja dan tidak
mau menafkahi anak istrinya padahal tidak ada udzur syar’i sekalipun, akankah
mendapat ridho Allah? Kan belum tentu. Bagaimana anak dan istrinya makan?
14.Mereka yang sudah paham dengan
visi misi pernikahan maka tidak akan hitung-hitungan dengan pasangannya (misal
kenapa yang kerja/melakukan sesuatu itu gue terus, kapan jatahmu? Mana jasamu?)
dan mereka (keduanya) akan
sukarela melakukan berbagai hal utk menjaga pernikahannya (tanpa pernah
menghitung-hitung jasa yg telah dilakukannya) sehingga mereka akan merasakan keikhlasan satu sama lain.
Karena mereka tahu bahwa pernikahan ini adalah ladang pahala. Ketika
kita ridho dan menghargai kelebihan serta kekurangan satu sama lain, maka ini
akan menjadi langkah untuk mencapai ketentraman.
15.Untuk
mewujudkan keluarga yang sakinah itu butuh iman dan ilmu, itu sebabnya kenapa
ada pasangan yang sholih dan sholihah itu berujung pada perceraian. Pasangan yang bercerai bukan
berarti mereka tidak sholih atau mereka jauh dari Allah SWT. Kita tidak bisa
menjudge pasangan yang bercerai berarti mereka tidak sholih atau jauh dari
Allah SWT. Kadang dari sisi keimanan, mereka adalah pasangan yang dekat dengan
Allah SWT tapi mereka kurang ilmu yang terkait dengan penunjang pernikahan.
Salah satu tugas suami yaitu mendidik istri dan anak-anaknya. Sehingga suami
harus siap mendidik istrinya dan istri harus siap dididik suaminya. Tapi
ketika mereka tidak tahu seni mendidik di dalam rumah tangga maka mereka akan
salah mendidiknya. Misal: suaminya mempermalukan istrinya dihadapan mertua dan
anak-anaknya. Mungkin maksudnya benar bahwa dia ingin menasehati istrinya, tapi
caranya kurang tepat. Karena hati istri pun akan terluka, akan merasa
dipermalukan yang mana ini akan menimbulkan konflik lainnya.
16.Konflik-konflik kecil yang tidak
segera diselesaikan maka ini akan membawa kita pada konflik yang lebih besar.
17.Ketika
kita terjadi sesuatu, kita harus tahu ilmunya, kadang pertengkaran disebabkan
oleh sesuatu yang tidak penting. Di awal pernikahan, jika tanpa ilmu yang tepat
akan membawa kita pada konflik-konflik yang lebih besar.
18.Pasangan yang benar-benar ingin
keluarganya sakinah berarti mereka akan membawa miniatur surga di dalam rumah
tangganya berarti mereka akan membawa senyuman di dalam rumah tangganya. Jika
di dalam rumah tangganya yang mereka bawa justru makian, muka cemberut,
melototin suami, suami maki istri maka ini sudah tidak lagi membawa miniatur
surga dalam rumah tangganya dan ini berarti bahwa Al-Qur’an tidak menjadi landasan
dalam kehidupan pernikahan/rumah tangganya.
19.Ketika
kita mempunyai ilmu maka itu akan mewarnai rumah tangga dan setiap
keputusan-keputusan yang dibuat di dalam rumah tangganya
20.Ilmu-ilmu penunjang pernikahan
yang perlu dimiliki yaitu hak dan kewajiban istri, fiqih pernikahan, ilmu
komunikasi, manajemen konflik, ilmu tentang prinsip-prinsip pengasuhan,
manajemen keuangan, manajemen emosi (kadang kita tahu ilmu tentang pernikahan
tapi ketika kita emosi maka ilmu itu seperti tidak ada. Karena karakter dari emosi
itu sifatnya sangat melumpuhkan akal sehat. Maka perlu dipelajari ilmu tentang
cara kita mengelola emosi)
21.Ketidaktahuan atau ketidak
transparanan dalam pengaturan keuangan, saling tipu menipu, saling tutup
menutupi itu bisa menjadi konflik awal. Apalagi jika sampai tidak
dinafkahi, dst. Masalah keuangan masuk dalam 3 besar penyebab perceraian dalam
pernikahan. Kalau
teman-teman yang menonton live ig ini belum menikah, maka pada proses ta’aruf
bisa di bicarakan terlebih dahulu tentang bagaimana pengelolaan keuangan ini
akan berlangsung. Supaya hal ini nantiny tetp nyaman, kalau ini nyaman
maka konflik tentang manajemen keuangan akan dapat diminimalisir.
22.Ada beberapa hal tentang
keuangan yang bisa dibahas sebelum memutuskan lanjut atau tidak:
a.
Apa arti uang buat kamu & pasangan? >>
uang sekedar alat pemenuh kebutuhan atau uang sebagai symbol status
b.
Apakah uang itu sumber kebahagiaan atau sumber
kepusingan? >> ini biasanya terpengaruh dari latar belakang & masa
lalu
c.
Siapa yang bertanggung jawab membawa penghasilan
buat rumah tangga? Kalo hanya pria, trus
yang perempuan kudu berhenti kerja, siap ngga.
d.
Siapa manajer keuangan dalam rumah tangga?
>> ini penting banget lho dan ngga melulu harus perempuan
e.
Punya utang???
23.Yang harus dirawat dalam rumah
tangga untuk penyubur sakinah yaitu ikhlas, sabar, dan syukur.
24.Sesungguhnya hanya orang-orang
yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. Az Zumar:10)
Post a Comment
Post a Comment