SAMAKAN FREKUENSI
- Wanita
adalah Tiang Negara. Apabila wanita itu baik maka akan baiklah negara, dan
apabila wanita itu rusak, maka akan rusak pula negara. (Pepatah Arab)
- Perempuan
juga memiliki peran yang krusial dalam keluarga. Jika ingin menghancurkan
suatu keluarga, maka setan akan datang pada si istri/si ibu terlebih
dahulu. Setan akan berusaha membuat bagaimana caranya si ibu/si istri ini
tidak bahagia, bagaimana mencabut keikhlasannya, membuat dia merasa gundah
gulana dalam hatinya dll karena sesungguhnya jika perempuan itu adalah perempuan yang
kuat (perempuan yang stabil), ketika ada guncangan dalam keluarganya maka
dia memiliki kekuatan untuk bisa menstabilkan kembali. Ibarat jangkar
dalam kapal maka istri yang kuat ini dapat menahan ombang ambing ombak
dilautan.
MEMBEDAH KELUARGA DALAM SYSTEM THINKING
- Ada sebuah teori yang mengatakan bahwa untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang kompleks misal permasalahan
keluarga maka kita tidak bisa memandang permasalahan dalam keluarga itu
seperti cara pandang yang biasa (cara pandang yang linear). Misal jika A maka B, jika C maka D.
Permasalahan yang terjadi didalam keluarganya biasanya adalah masalah yang
kompleks maka yang bisa digunakan untuk mengatasinya adalah system
thinking teori.
- Didalam system thingking theory:
a. Tujuan: jika suatu keluarga sudah memiliki tujuan yang kuat maka
sistem tersebut akan lebih kuat. Tujuannya >>> Saling menjaga
b. Interaksi (kualitas
hubungan/relationship antar elemen): untuk saling menjaga ini butuh interaksi. Words
create worlds. Kata-kata yang kita keluarkan bisa menghasilkan hasil yang
berbeda. Ibu paling banyak bicara maka kualitas interaksi keluarga ini maka
sedikit banyak bertumpu pada si ibu. Sesungguhnya dengan kekuatan kata-kata ini
maka kita (sebagai ibu) memiliki peluang dan tanggung jawab agar setiap kata
yang kita katakana adalah kata-kata yang baik. Saran untuk wanita >>>
jangan bicara ketika marah, karena biasanya ketika marah apa yang kita
keluarkan adalah apa yang tidak kita inginkan dan biasanya yang kita keluarkan
adalah hal-hal yang tidak kita pikirkan konsekuensianya. Misal jika kita marah
dengan anak lalu kita bilang Iiih susah banget sih dibilangin maka itu yang
akan tertanam, itu yang akan membentuk sistem si anak bahwa aku tuh susah
dibilangin.
-
Berhati-hatilah dengan
kata-kata yang keluar dari mulut kita dan berhati-hatilah dengan kata-kata yang
ada dipikiran kita. Jadi kontrolnya ada dalam diri sendiri. Jadi kalo merasa
ada banyak yang salah dalam keluarga coba ibu evaluasi kata-kata apa yang ibu
ucapakan dan pikirkan pada diri sendiri, pada suami, dan pada anak-anak. Apakah
kata-kata yang ada dipikiran dan ucapan adalah kata-kata yang baik, yang kita
inginkan, dan positif semua atau tidak.
-
Sebagai ibu kita hanya
boleh mengucapkan perkataan yang benar karena sesungguhnya kunci parenting ada
pada 2 hal yaitu ketakwaan dan mengucapkan perkataan yang benar. Karena untuk
bisa mengucapkan perkataan yang benar ini harus memiliki pondasi ketakwaan yang
kuat. (Lihat QS. An Nisa: 9)
c. Elemen itu sendiri
KETIKA REALITA TAK SEINDAH SOSIAL MEDIA
- Manajemen ruhiyah, hati, & pikiran. Dimulai
dari hati dan pikiran. Ruh yang tangguh, hati, dan pikiran yang jernih,
akan lebih jelas dalam melihat berbagai tantangan yang dihadapi. Ketika
berada pada suatu lingkungan maka kita punya 2 pilihan yaitu mewarnai atau
diwarnai dan apakah kita ingin memiliki mental korban (kufur, beralasan,
disappointed, hatred, anger, blaming, negativity, regret) atau mental
pemenang (progresif, solutif, proaktif, ikhlas, syukur, hikmah,
positivity, kreatif). Sebagai orang dewasa kita selalu punya kekuatan
untuk memutuskan hendak dibawa kemana, apakah kita hendak membawa masa
lalu itu atau kita mau memutuskannya dan berproses menjadi lebih baik.
- Menginisiasi perubahan dimulai dari diri sendiri
(Menjadikan diri sendiri sebagai inspirasi). Satu-satunya hal yang bisa
kita control adalah diri kita sendiri.
Kita tidak bisa mengontrol kondisi/orang lain, tapi kita selalu
bisa mengontrol respons diri atas sesuatu hal. Ada pepatah yang mengatakan
“Jika kita ingin peserta itu 100% maka kita harus 200%” >>> Jika
kita ingin menjadi agen perubahan maka kita harus menjadi 200% berubah
terlebih dahulu baru kita bisa mengharapkan dia berubah 100 %. Tapi jika
kita sendiri masih susah untuk memberikan perubahan 200% dan konsisten
untuk menjadikan situasi menjadi lebih baik maka jangan menuntut orang
lain untuk berubah.
- Memahami bagaimana menjadi KATALISATOR perubahan
dan menjadikan diri kita sebagai KATALISATOR perubahan. Berubah, apalagi
mengubah orang lain memang bukan hal yang mudah. Namun ada cara yang bisa
kita lakukan untuk menstimulasi orang lain agar ikut berubah bersama kita.
Perubahan itu akan powerful dan konsisten jika itu berasal dari kemauan
diri sendiri untuk berubah. Langkah menjadi katalisator:
-
Memahami Manusia: The
Iceberg Model >>> Apa yang muncul di permukaan adalah hasil dari
sistem yang mengakar di dalamnya. Kalau mau membuat perubahan yang lebih
permanen, harus bisa menyentuh dan mengubah “mental models” yang ada di bagian
paling dalam.
-
Memahami 3 pintu
intervensi: Ilmu, Relasi, dan Konteks
- Sabar dan Shalat (Lihat QS. Al Baqarah: 158)
CONTOH MENGUBAH
MENTAL MODELS YANG ADA DI BAGIAN PALING DALAM
Saya menyadari bahwa saya tidak
memanage waktu dengan baik jika tidak membuat to do list harian adalah karena
saya memiliki keyakinan/pemikiran/perasaan bahwa kesehatan itu aset yang harus
di prioritaskan dan aktivitas harian selalu unpredictable
Oleh karena itu, jika ingin
berubah menjadi orang yang mampu memanage waktu dengan baik dan benar, Saya
harus mengganti keyakinan/sistem ini dengan kesehatan memang aset yang harus
diprioritaskan dan aktivitas harian yang unpredictable itu bisa diatur
sedemikian sehingga aktivitas itu dan aktivitas pada to do list harian yang dijadwalkan
tetap terlaksana karena menjadi orang baik dan benar itu butuh pembiasaan dalam
waktu yang tidak singkat sehingga harus diperbaiki sedini mungkin Dan
karenanya, saya akan berusaha melakukan: membuat planning harian sebelum tidur,
mengoptimalkan waktu, membuat target yang terukur, memperbaharui niat dan
mengevaluasi daily activity disetiap kali saya malas, membuang waktu,
dan futur
Post a Comment
Post a Comment