LANGKAH NYATA MENJEMPUT CINTA
Ustadz
Taufik Al Miftah
Pembina
Komunitas Terang Jakarta dan Terang Ta’aruf
Cinta itu anugrah dari Allah SWT.
Karena mustahil akan nyaman beraktifitas jika tanpa ada rasa cinta. Definisi
dari ibadah adalah taat dan cinta, karena dengan cinta maka langkah akan mudah.
Kita sering salah memaknai cinta. Kita lebih sering mencintai penerima cinta
dari pada Sang Pemberi Cinta. Disinilah seharusnya kita lebih mencintai Sang
Pemberi Cinta dari pada penerima cinta.
Setiap
manusia memiliki cerita yang unik dalam mendapatkan jodohnya. Jodoh itu misteri
dan rahasia Allah SWT. Jodoh tidak bisa kita hindari meskipun kita belum siap
dan tidak bisa kita kejar sementara Allah belum mengizinkannya. Orang yang kita
cintai belum tentu menjadi jodoh tapi orang yang menjadi jodoh kita maka wajib
kita cintai karena rumah tangga tanpa cinta maka mustahil mejadi keluarga
Sakinah Mawaddah Warahmah. Seringkali kita bertanya “Kenapa saya belum bertemu
jodoh, sedangkan Allah janji kalau kita diciptakan berpasang-pasangan?”
jawabannya adalah “Kita harus yakin bahwa kita punya pasangan. Jangan katakana bahwa
Allah itu ingkar janji dan kita perlu serius dalam menjemput pasangan kita.”
Langkah menjemput cinta harus sesuai
dengan syariat Islam. Ketika kita ingin serius menjemput jodoh maka harus ada KESUNGGUHAN
pada diri kita karena Allah tidak membebani hasil. Allah hanya ingin melihat
proses kita, apakah kita sungguh-sungguh atau tidak. Karena kesungguhan akan
memberikan hasil yang terbaik menurut Allah SWT. Kesungguhan itu harus didasari
dengan ilmu.
Kita bisa mengambil hikmah dari Kisah
Siti Maryam, bahwa pada kisahnya terdapat perintah dari Allah SWT agar
menggoyangkan pohon kurma untuk mendapatkan buah kurma (secara logika buah
kurma tidak akan jatuh hanya dengan digoyangkan). Dari peristiwa tersebut ada
pelajaran yang bisa kita petik, yaitu Aqidah yang kokoh ini harus kita tiru.
Sebetulnya mudah bagi Allah untuk memberikan kurma tanpa harus digoyangkan,
tapi disini ada pelajaran bahwa untuk menjemput mukjizat juga dibutuhkan usaha.
Allah suka dengan hambaNya yang merengek dengan tulus karena kesungguhan
menjadi pondasi dalam menjemput cinta.
Orang yang mau menikah tapi tanpa
ilmu maka dia akan menggunakan jalan pintas (misal pacaran) dan pernikahannya
akan bermasalah. Kalau ingin memenuhi kebutuhan biologis maka dengan menikahlah
yang sesuai dengan syariat. Setelah bersungguh-sungguh, langkah selanjutnya
yaitu kesungguhan diikuti dengan niat yang jujur. Menikah adalah ikatan yang kokoh (ibadah yang
paling lama). Ketika kita ingin serius menjemput jodoh maka harus ada kesungguhan pada diri kita
karena Allah tidak membebani hasil. Allah hanya ingin melihat proses kita,
apakah kita sungguh-sungguh atau tidak. Karena kesungguhan akan memberikan
hasil yang terbaik menurut Allah SWT. Kesungguhan itu harus didasari dengan
ilmu.
Ibadah paling lama adalah setelah
menikah karena setiap tindakan dan perkataan adalah ibadah. Ibadah tidak akan
diterima kalau niatnya tidak jujur. Orang yang salah niat dalam menikah maka
pernikahannya akan bermasalah. Niatkan menikah karena perintah Allah SWT.
Perbaiki terus niat kita, meskipun bagi yang sudah menikah. Visi dan misi
pernikahan yaitu sehidup sesurga. Maka pegang kunci ini yaitu ikhtiar, do’a dan
tawakal. Salah
satu langkah ikhtiar yaitu dengan ta’aruf / kenalan. Fungsinya untuk tau
nasabnya, pekerjaan, lingkuangan, dll. Ta’aruf bisa lewat sahabat dan dengan
bimbingan murobi agar tidak terjadi zina tangan, zina hati, zina lisan, dll.
Ta’aruf bisa lewat orang tua, bisa datang secara langsung (misal Ikhwan
tertarik lalu datang langsung ke rumah si akhwat maka inilah lelaki yang
sholeh. Jangan sampai kalau tertarik lalu stalking, zina hati, dll.) Setelah
ikhtiar jangan sombong, cirinya yaitu ikhtiarnya ditutup dengan do’a. Karena
Allah yang menentukan. Jika tidak ditutup dengan do’a khawatirnya keputusan
kita tidak berdasarkan tuntunan dari Allah SWT.
Do’a itu + ijabah. Ikhtiar dan doa harus diikuti dengan tawakal
(bersandar). Orang yang hanya ikhtiar tanpa doa maka dia akan sombong dimata
Allah, doa tanpa ikhtiar maka akan sia-sia, ikhtiar dan do’a tanpa tawakal maka
dia tidak akan kuat atas ketetapan Allah SWT. Sudah ikhtiar, doa
& tawakal lalu kita harus ridha dgn hasil / keputusan dari Allah SWT.
Post a Comment
Post a Comment