Silaturahmi disaat pandemic akan
lebih banyak kita lakukan melalui online. Lalu saya tiba-tiba berfikir karena
saya tidak punya pembahasan yang lebih panjang dari kalimat diatas maka saya
akan sharing tentang ringkasan dari The Power of Silaturahmi oleh dr. Aisah
Dahlan.
Silaturahmi bisa diartikan
sebagai hubungan sesama manusia yang didasari oleh rasa kasih sayang.
Di masa Azali, saat janin baru
ditiup ruh. Rahim memohon kepada Allah SWT agar dia dijadikan dasar hubungan
dengan calon bayi. (Yang pertama kali menempel pada janin kita adalah Rahim
kita, lalu plasenta (tempat makan calon bayi) yang menempel di Rahim ibu dan
tali pusar yang menempel di daerah pusar/imbulikus. Sehingga imbulikus manusia itu
penuh dengan pembuluh darah. Maka dari itu ahli-ahli kedokteran dan holistic
saat ini ketika ada anak sakit (sakit apapun) sering diberi minyak di bagian
pusar sambil dibacakan sholawat dan do’a, itu langsung diserap pembuluh darah
yang ada di imbulikus. Minyak itu hanya sebagai sarana saja untuk masuk ke
dalam dan yang paling afdol adalah dzikir dan do’a nya. Kemudian Allah SWT
menjawabnya dalam Hadis Qudsi “Siapa menyambungmu (silaturahmi), akan Ku
sambungkan dan barang siapa memutusmu,
akan Ku putuskan dia.”
Laki-laki lebih suka
berkompetisi, sehingga laki-laki dipaksa oleh Allah SWT untuk Sholat Jum’at
agar bisa mendengar khutbah dan bersilaturahmi. Karena laki-laki itu tidak suka
berkumpul. Sedangkan perempuan tidak suka bersaing saat kumpul, saat perempuan
berkumpul yang mereka lakukan adalah mengumpulkan informasi baik itu informasi
primer maupun sekunder yang mana berbagi informasi adalah sebuah kebutuhan.
Penjabaran dari Hadits Qudsi dari
“Siapa menyambungmu (silaturahmi), akan Ku sambungkan….” Ini bukan
semata-mata kita datang/berkunjung ke rumah saudara kita tetapi yang silaturahimnya
pernah terputus (karena tempat yang berjauhan, tidak ada waktu, atau memang
pernah diputuskan karena sesuatu perasaan) kemudian kita menyambung kembali
maka nanti Allah SWT yang akan menyambungkan.
Oleh karena silaturahmi merupakan
tuntutan di masa Azali, maka ajaran silaturahmi dalam Islam bersifat universal,
tidak terbatas pada satu kelompok agama saja. Dengan kalangan beda agama pun
silaturahmi harus tetap dijalin.
“Siapa yang mau
diluaskan rezekinya & diberkati hidupnya, maka hendaklah dia
bersilaturahmi.” (HR.Muslim)
Ketika kita menghadiri majelis
taklim maka kita bisa langsung bersilaturahmi dengan banyak orang.
Tsauban ra memberitahukan,
Muhammad Rasulullah SAW bersabda. “Apabila seorang muslim mengunjungi
saudaranya sesama muslim, maka orang itu senantiasa berada dalam suatu taman
surga yang penuh dengan buah-buahan yang dapat dipetik sampai dia pulang. (HR.
Muslim)
Buah-buahan ketika dideteksi
dengan foto gelombang elektromagnetik itu gelombanya panjang. Berdasarkan
penelitian pada zaman dahulu yang gelombangnya paling panjang adalah apel, tapi
berdasarkan penelitian-penilitian terbaru saat ini, menyebutkan bahwa buah yang
paling panjang gelombangnya/sinyalnya adalah buah jamblang/buah duwet.
“Seseorang
berkunjung kepada saudaranya di perkampungan lain, maka Allah SWT mengirimkan
malaikat untuk mengawal perjalanannya. Ketika malaikat sampai kepadanya, ia bekata
kepada orang tersebut, “Hendak kemana kamu?”
Dia menjawab,
“Saya ingin berkunjumg ke saudaraku di kampung ini.”
Kemudian malaikat
bertanya lagi, “Adakah kenikmatan yang ingin kau dapatkan?”
Ia berkata,
“Tidak, aku hanya mencintainya karena Allah SWT.”
Maka malaikat
berkata,”Sesungguhnya aku diutus Allah SWT kepadamu untuk mengabarkan padamu
sesungguhnya Allah SWT telah mencintaimu sebagaimana engkau menccintai
saudaramu.”
SANKSI BAGI PEMUTUS
SILATURAHMI
Muhammad bin Jubair bin Muth’im
ra mendengar dari bapaknya bahwa Muhammad Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan
masuk surga orang yang memutuskan silaturahmi.”
Ketika orang lain yang memutuskan
silaturahim maka orang tersebut yang terkena sanksi ini.
Yang kadang membuat kita
memutuskan silaturahim:
1. Enggan silaturahim
2. Kekesalan
3. Kemarahan
4. Ketersinggungan
Yang mana, semua itu adalah ranah
emosi/perasaan. Sudah disepakati para ahli dan ulama sains bahwa emosi itu
berada di kepala kita. Itu sebabnya ada yang mengatakan bahwa saat emosi sebaiknya
kita menggunakan metode siram kepala/ pergi wudhu untuk memadamkan emosi.
Otak emosi itu besarnya sekitar
sekepalan tangan kita yang terletak di dalam otak kita dan sangat dalam. Itu
sebabnya ketika emosi maka seseorang akan mengucapkasn, “dari hati yang paling
dalam” meskipun kita tahu bahwa posisi emosi itu ada di otak. Ketika ada
seseorang yang mengungkapkan bahwa, “Bisa memaafkan tapi tidak bisa melupakan.”
Itu wajar/lazim karena letak otak memaafkan dan otak melupakan itu berbeda.
Letak memori yang berada di otak depan ini yang menyebabkan suatu memori itu
tidak bisa hilang. Yang diminta oleh Allah SWT itu memaafkan, karena memaafkan
itu adalah kerja dari otak limbik/otak emosi. Ketika hari ini kita mengingat
suatu memori yang membuat kita marah lalu bisa kita maafkan, maka kelak ketika
memori itu teringat kembali yang bisa kita lakukan adalah memaafkannya lagi.
Ketika ketersinggungannya itu dalam sekali maka dia butuh waktu yang lebih lama
untuk memaafkan dan itulah yang dicatat oleh malaikat sebagai ikhtiar yang
penuh kerja keras. Emosi kita sering naik turun itu karena program emosi kita
lengkap ada di dalam otak emosi.
Level emosi
1. Apatis: sedih yang sangat amat sampai-sampai tidak bisa
lagi berkata, menangis/ mengeluarkan air mata. Yang biasanya melakukan berbagai
aktivitas menjadi hanya bisa berdiam diri di dalam kamar. Ketika level emosi
seseorang berada di level apati ini akan berbahaya jika tidak segera naik ke
level emosi yang berikutnya. Karena bisa jadi dia berfikir untuk bunuh diri (depresi/level
emosi tidak lazim yang terjadi pada manusia). Maka satu-satunya cara ketika
berada pada level emosi apati dan ingin naik ke level emosi yang lebih tinggi
adalah dengan bernafas, dzikr, dan istighfar.
2. Sedih: Ketika kita telah melakukan metode naik level
emosi dari apati ke sedih maka seseorang itu akan menangis dan sudah bisa
berbicara.
3. Takut: Ketika saat sedih kita sudah bisa menangis dan
berbicara, maka sebetulnya kita sudah mulai memiliki energi. Lalu ketika kita
memiliki energi dan timbul rasa takut maka kita bisa berwudhu dan sholat
4. Rakus
5. Marah: Ketika kita berada di level marah berarti untuk
masuk ke zona ikhlas/ energi positif (Semangat, Menerima, Damai) tinggal
sedikit lagi. Jangan kaget ketika seseorang yang tadinya sedih lalu tiba-tiba
marah dan mengatakan bahwa dia bisa memaafkan tapi tidak bisa melupakan maka
yang bisa kita lakukan untuk mendampingi orang seperti itu seharusnya kita
bersyukur karena dia sudah mulai ada energinya (energi marah) lalu
mengusap-usap bagian punggungnya. Namun ketika dia marah lalu kita malah ikutan
marah maka level emosi dia akan kembali ke level emosi yang rendah/ energi
negative maka hal ini akan semakin sulit untuk membawanya ke energi positif.
6. Sombong: Setelah mencapai level marah maka dia tidak akan
langsung ke level menerima, tapi dia akan melalui level sombong terlebih
dahulu. Misal dengan kalimat, “Biarin, kalau dia sudah tidak mau menemani aku.
Aku bisa jalan sendiri.” (contoh level sombong mau ke semangat)
7. Semangat: Dari level sombong ke level semangat itu sangat
cepat. Karena bedanya sangat tipis.
8. Menerima: Ketika kita sudah mulai berenergi maka kita
dituntut untuk cepat-cepat berada di level menerima. Maksudnya yaitu menerima
kenyataa-kenyataan yang tidak mengenakkan bagi kita tadi. Untuk sampai pada tahap
ini pun kita membutuhkan waktu, karena semakin perasaan kita jatuh ke level
emosi yang bawah maka akan membutuhkan waktu yang lebih lama juga untuk
mencapai level menerima
9. Damai
Orang yang memaafkan energinya 350 Joule, ciri orang-orang yang memaafkan yaitu dia bersemangat. Ketika seorang marah maka energinya 150 Joule sehingga Power of Ikhlas nya masih rendah yang mana ini akan membuat hidupnya merasa tidak tentram. Level tertinggi energi yaitu level pencerahan, semangatnya tinggi, makanya supaya terus di level ini kita harus terus mencerahkannya missal dengan kajian, membaca, dll. Perempuan rajin melakukan kajian karena perempuan itu levelnya naik turun karena pengaruh hormonal dan berpancarnya otak emosi pada seluruh otak sehingga ketika sedih maka seluruh diri kita juga sedih. Untungnya Allah memberikan korpus kolosum yang tebal pada perempuan jadi masih tetap bekerja meskipun sambil menangis/sedih. Kalau seandainya Allah SWT memberikan korpus kolosum yang tipis pada wanita maka ketika sedih kita tidak bisa melakukan apa-apa dan tubuh akan merasa kaku.
Kita perlu terus belajar/taklim agar berada di level energi tertinggi (level pencerahan) yaitu 700 sampai 1000 Joule. Orang yang selalu berada di level pencerahan maka dia akan sangat mudah untuk memaafkan, memahami, menghormati yang mendalam pada orang lain.
Orang yang cerah itu mudah
melakukan semua itu karena dia optimis dan yakin. Orang yang memaafkan berarti
dia bisa optimis dan yakin. Orang yang memaafkan itu beruntung.
Benda terdiri dari molekul,
molekul terdiri dari atom, atom terdiri dari partikel (fisika klasik), dan
ternyata partikel setelah dilihat dengan mikroskop elektronik, partikel itu
tediri dari quanta. Dinding jika dilihat
lebih dalam, sebetulnya dia berongga. Begitu juga tubuh kita, karena partikel
itu dari sesuatu yang hampa/ quanta dan ini terdiri dari energi fibrasi/getaran
yang keluar dari inti sel yang paling dalam. Namun quanta dan energi fibrasi tidak
tampak (fisika quantum), sedangkan yang tampak kita sebut sebagai fisika
klasik. Dan yakinlah walaupun penemu itu berbeda agamanya dengan kita. Namun
pada saat dia berniat meriset tentang alam semesta atau sunnatullah, maka itu
pasti Allah bimbing.
Nasib itu yang paling kecil. Dan
berdasarkan skema maka nasib ditentukan oleh perasaan. Perasaan juga menentukan
pikiran. Otak pikiran di depan dan otak perasaan ada di intinya (dalam) dari
otak. Kalau kita memaafkan maka pikiran kita akan menjadi cerah walaupun ingat
dengan orang yang membuat kita marah. Perasaan dan pikiran ini membuat tindakan
yang berada ditubuh yang mana tindakan ini terbentuk karena ada sistem syaraf
manusia yang membawa “PESAN” ke seluruh tubuh manusia. Jadi ketika perasaan
kita sedang bahagia maka tindakan kita juga akan mengekspresikan
kebahagiaan. Tindakan nantinya akan
menentukan kebiasaan, selanjutnya kebiasaan akan menentukan karakter kita.
Ketika sudah menentukan karakter maka nanti akan menentukan nasib.
Jadi ketika perasaan dan
pikiran kita positif maka yang akan terbentuk adalah nasib yang positif juga.
Sayangnya selama ini kita mengidentikkan nasib
sebagai kegagalan. Ketika pikiran sudah bagus maka perasaan juga harus dikelola
dengan kalimat-kalimat tayyibah sejak sedini mungkin. Itulah sebabnya Islam
menganjurkan kita untuk mengajarkan kepada anak-anak kita kalimat-kalimat
thayyibah seperti Alhamdulillah, Astaghfirullah, Lahaula wala Quwata
Illabillah, Allahu Akbar, Subhanallah, Masya Allah, dll agar anak kita terbiasa
untuk mengelola perasaannya. Pada saat kita mencari solusi dalam kondisi emosi
negative maka tidakk akan mendapatkan solusi tapi malah menjadi marah. Makanya
sebelum melakukan solusi berupa tindakan maka kelola dahulu perasaan kita. Cara
mengelola perasaan dapat dilakukan dengan 3M, yaitu:
1. Menilai/ mengaku, missal, “Ya Allah, saya nyesel banget
buat keputusan seperti ini.” Pada saat kita mengakuinya maka otot-otot kita
menjadi rileks sehingga sistem saraf tidak terhimpit (ingat bahwa goal kita
adalah agar pesan kita berjalan di sistem saraf lalu dapat terlihat pada
tindakan). Tapi lebih baik mengaku sama Allah SWT saja secara langsung. Tetapi
jika kita hanya terus-terusan mengaku maka nantinya kita malah hanya jadi
mengeluh. Jadi antara mengaku dan mengeluh itu berbeda.
2. Membuang. Tujuan membuang yaitu agar emosi negative yang
ada tidak dikirim oleh gelombang dari badan bioplasmic kedalam semesta dan dia akhirnya
masuk ke tanah. Missal, “Ya Allah angkat rasa takutku ini. Ya Allah buang rasa
takutku ini. Astaghfirullahaladzim, Lahaula walaquwata Illabillahilaliyiladzim.”
Lalu Tarik nafas kemudian visualkan agar otak kanannya bekerja dengan cara
meludah ke tanah (meskipun berada di lantai tujuh tetap bisa membuangnya ke
tanah karena setiap benda itu berrongga dan energi vibrasi ini mengirimkan
gelombang dengan cepat) dan sayang kalau kita sudah membuang energi negative
ini namun tidak diganti dengan pesan-pesan yang positif. Karena ketika kita
hanya mengatakannya maka itu hanya menggunakan otak kiri. Tapi wanita itu luar
biasa, otak bicaranya ada 1 bagian di otak kiri dan ½ bagian di otak kanan.
Sedangkan laki-laki otak bicaranya hanya ½ di bagian otak kiri. Jadi ketika
laki-laki berdo’a itu harus sambil membayangkan, sedangkan perempuan hanya berdo’a
saja itu akan dahsyat karena powernya 1 ½, tapi supaya yang ½ ny lagi bekerja
maka perlu membayangkan. Kita perlu membuangnya agar badan seluler/tubuh kita
yang berbentuk benda ini yang terdiri dari molekul, atom, dan partikel yang juga
terdiri dari badan bioplasmic (quanta
dan energi vibrasi) nantinya akan membroadcast atau mengirimkan pesan kepada
tubuh kita untuk melakukan suatu tindakan. Jadi, kalau kita takut lalu tidak
kita rubah emosinya menjadi energi positif maka rasa takut itu yang nantinya di
broadcast. Sifat dari badan bioplasmic adalah menarik baik itu menarik
peristiwa, benda, orang, dll. Menarik segala hal seperti yang kita ucapkan baik
yang diucapkan dibenak/dipikirkan/diperasaan/diverbalkan.
3. Meminta kembali. Misal dengan, “Allahuma ya Allah,
……” (diisi dengan harapan, niat, do’a yang lebih detail sehingga akan di
broadcast oleh badan bioplasmic). Rajin istighfar dan Tarik nafas itu bagus dan
tidak ada sinyal-sinyal negatif yang ditarik, tapi sayang juga kalau tidak
diganti dengan kalimat yang baru, karena sinyal yang berpendar sudah yang
bagus-bagus tapi masih kosongan. Banyak diantara kita yang belum kita bersihkan
(mengaku dan membuang) tapi sudah meminta maka yang akan terjadi di bioplasma
adalah sinyal campuran antara perasaan negatif dan positif. Terkadang perasaan
negative itu lebih kuat, contohnya ketika tentang hal yang positif kita bilang
“mudah-mudahan” tapi yang jelek malah kita bilang, “ ini pasti terjadi, pasti
ini” maka kekuatan menarik peristiwanya adalah yang sinyalnya kuat. Ketika
selesai sholat tuntunannya adalah kita istighfar dulu lalu memuji Allah
SWT dan bersholawat supaya bioplasma
kita berisi hal-hal positif. Ketika kita bersholawat maka sinyal yang berpendar
itu sampai ke langit ke-7. Ketika meminta dalam konteks do’a maka sinyalnya
lebih besar dari pada mengucapkan dalam hati (niat).
Kalo lupa 3M lakukan istighfar,
bernafas, dan mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah untuk menaikkan level
emosi. Quantum ikhlas berada di level energi vibrasi/ quanta/perasaan.
Ketika manusia
benar-benar ikhlas (level positif teratas) maka Do’a dan niatnya berjabat
tangan melakukan kolaborasi dengan quanta sehingga melalui mekanisme quantum
yang tak terlihat, maka dengan kuasa Allah SWT lah yang sebenarnya sedang
bekerja.
Jadi ketika kita ingin berdo’a
maka naikkan dulu level perasaan kita paling tidak ke level senang dan syukur
sehingga niat, do’a, dan perasaan itu bisa langsung terkabulkan. Boleh mengeluh
tapi harus cepat-cepat membuang sehingga bisa masuk ke level ikhlas.
Yang paling dahsyat energinya di
antara jari tangan kita adalah jari telunjuk. Ketika kita bersyahadat yang kita
acungkan adalah jari telunjuk itu agar syahadat kita terus diperbaharui karena
kadang Illah kita bergeser dengan kata-kata “seandainya……, cuma punya ….
“. Kaki kita juga bercahaya, sehingga
ketika memang seseorang mempunyai keterbatasan fisik misal tidak memiliki
tangan maka dia boleh berdo’a dengan kaki. Tubuh manusia itu bercahaya dan
berlapis-lapis, karena manusia di temani malaikat dan malaikat itu bercahaya.
Apalagi yang pulang umroh, mereka diikuti oleh 40 malaikat makanya ada budaya
ketika ada yang pulang umroh kita datang kerumahnya lalu memeluknya karena
sinyal positif nya kuat. Sinyal dibutuhkan untuk mendapat informasi dan
memberikan informasi dari dan kepada Allah SWT dan alam semesta. Sehingga pesan
dari Allah SWT kepada kita bisa langsung sampai/bisa kita terima dan pahami.
Yang mana pesan itu dijawab oleh Allah SWT melalui perantara, bisa lewat mimpi
(ketika mimipi maka sinyal kita panjang), membaca Al-Qur’an (misal dengan
menelaah artinya), atau juga bisa saat membaca suatu buku, dll.
Setiap orang, saat dia berjalan
dia berada di bubble energi yang tidak terlihat dengan jari-jari 6 s.d 8 meter
bagi orang yang sehat dan untuk orang yang tidak sehat memiliki bubble energi
dengan jari-jari sekitar 0.5 meter dan bubble ini melindungi manusia dari
gangguan makluk halus (virus, bakteri, dan parasite). Maka ketika kita sehat
akan lebih tenang karena kita dilindungi bubble, hanya saja bubble ini perlu
diisi dengan kalimat-kalimat thayyibah (missal dengan do’a dan dzikir). Cara termudah
untuk memperpanjang diameter bubble yaitu dengan banyak minum dan makanan yang
mengandung zat besi karena air pembangkit energi listrik. Jika kita ingin
melihat kekurangan zat besi atau tidak maka bukalah konjungtiva mata, jika
warnanya putih berarti kita kekurangan zat besi. Kalau kekurangan zat besi,
dikhawatirkan bubble kita tipis. Kalau bubble kita tipis maka virus dirumahpun
bisa mudah menjangkiti kita. Makanya taklim yang duduknya berdempetan itu
memiliki irisan energi bubble yang lebih kuat pada pertemuannya, begitu juga
dengan sholat sehingga jika ada yang sedang sakit maka energinya bisa bertambah
dengan adanya pancaran energi bubble dari samping-sampingnya yang membuat
energi/sinyal-sinyalnya menjadi lebih kuat. Begitu pula sinyal suami istri yang
kuat dan nyaris sama karena, makanan dan minuman yang sama, dari pergesekkan
badannya saat dia tidur malam, dari hubungan intim suami istri (hubungan intim
suami istri itu berada di cakra 1 yang merupakan sumber energi sehingga saling
nge charge). Untuk mengecharge energi kita juga bisa melakukannya dengan sholat
(setelah sholat sinyalnya lebih panjang), shaum (saat shaum itu sinyal sedang panjang
sehingga tidak boleh mengatakan yang tidak-tidak), sedekah, berbakti kepada
kedua orang tua (buatlah orang tua menjadi Bahagia), dan hamil. Karena kita
punya bubble maka jangan takut dicela/diomongin oleh orang, kalo mereka
ngomongin kita nanti omongan mereka balik tapi kalo kita terpancing lalu kita
marah, maka dia akan balik juga ke kita. Jadi kalau ada orang ngomongin kita,
kita istighfar saja semata-mata agar tidak terpancing. Begitu juga kita, jangan
ngomongin/mencela orang lain, karena omongan kita nanti balik. Ketika ada
berita negative yang sampai ke kita berarti itu sudah banyak yang membicarakan
maka kita perlu introspeksi. Orang pasrah itu energinya di bawah. Yang diminta
itu tawakal karena dengan tawakal maka ada usaha terlebih dahulu untuk mereset perasaannya.
Semoga bermanfaat 😊
Masyaallah penjelasannya runtun seklai mba..ilmu baru bagi saya..terima kasih banyak :)
ReplyDeleteSama-sama Mba 😊
DeleteSedetail ini rangkuman ya, masya Allah
ReplyDeleteHehehe iya Mba :)
DeleteMakasih sharingnya Mbaa
ReplyDeleteSama-sama Mba :)
DeleteMasyaAllah mba lengkap sekali, makasih ilmunya Mba 😘
ReplyDeleteIya Mba 😊
DeleteMasyaallah lengkap sekali penjelasannya. Makasih ya mba.
ReplyDeleteSama-sama Mba ��
DeleteMasya Allah lengkap bgt mba, jdi paham mengenai ilmu emosi, jazakillah khair ya mba
ReplyDeleteWa jazakillahu khair Mba 😊
Deletewaah masya allah mbak, makasih banyak banyak banget untuk sharing ilmunya :">
ReplyDeleteMasyaAllah...nice sharing mba
ReplyDeleteMksh ilmunya 😊🙏
Sama--ama Mba 😊
DeleteWah mengulas Dr audit pandang berbeda.. makasi mba
ReplyDeleteIya Mba 😊
DeleteMasya Allah. Menarik bahasannya. Btw, sebagai pengingat juga bahwa apa yang kita lakukan adalah semata karena Allah. Semangat! Peluk virtual 🤗
ReplyDeleteSemangat Ustadzah 😆
DeleteMasyaAllah.. tulisannya sangat informatif
ReplyDeleteSemoga bermanfaat Mba 😊
DeleteMasyaAllah, penjelasannya detail sekali Mba.. Saya pun baru tau begitu banyak pembeda antara pria dan wanita dari berbagai hal. Di antaranya bagaimana perbedaan antara sistem tubuh pria dan want bereaksi atau menyikapi sesuatu perasaan.
ReplyDeleteSama Mba, saya juga baru tahu dan perlu mengulang ulang materi nya😉
Deletemaasyaa Allah.... ilmu baru. Terima kasih telah berbagi mbak
ReplyDeleteSama-sama mba
DeleteTerima kasih sharingnya mba, banyak ilmu baru yang didapat, khususny tentang quantum ikhlas ya ini. Kalau boleh saran, mungkin lain kali bisa dipisah ke beberapa tulisan agar bisa lebih fokus bahasan masing-masingnya hehe.
ReplyDelete