#

Silaturahmi dari Sisi Badan Bio Seluler dan Bio Plasmic

26 comments

Pixabay.com


Silaturahmi disaat pandemic akan lebih banyak kita lakukan melalui online. Lalu saya tiba-tiba berfikir karena saya tidak punya pembahasan yang lebih panjang dari kalimat diatas maka saya akan sharing tentang ringkasan dari The Power of Silaturahmi oleh dr. Aisah Dahlan.

Silaturahmi bisa diartikan sebagai hubungan sesama manusia yang didasari oleh rasa kasih sayang.

Di masa Azali, saat janin baru ditiup ruh. Rahim memohon kepada Allah SWT agar dia dijadikan dasar hubungan dengan calon bayi. (Yang pertama kali menempel pada janin kita adalah Rahim kita, lalu plasenta (tempat makan calon bayi) yang menempel di Rahim ibu dan tali pusar yang menempel di daerah pusar/imbulikus. Sehingga imbulikus manusia itu penuh dengan pembuluh darah. Maka dari itu ahli-ahli kedokteran dan holistic saat ini ketika ada anak sakit (sakit apapun) sering diberi minyak di bagian pusar sambil dibacakan sholawat dan do’a, itu langsung diserap pembuluh darah yang ada di imbulikus. Minyak itu hanya sebagai sarana saja untuk masuk ke dalam dan yang paling afdol adalah dzikir dan do’a nya. Kemudian Allah SWT menjawabnya dalam Hadis Qudsi “Siapa menyambungmu (silaturahmi), akan Ku sambungkan dan barang siapa  memutusmu, akan Ku putuskan dia.”

 

Laki-laki lebih suka berkompetisi, sehingga laki-laki dipaksa oleh Allah SWT untuk Sholat Jum’at agar bisa mendengar khutbah dan bersilaturahmi. Karena laki-laki itu tidak suka berkumpul. Sedangkan perempuan tidak suka bersaing saat kumpul, saat perempuan berkumpul yang mereka lakukan adalah mengumpulkan informasi baik itu informasi primer maupun sekunder yang mana berbagi informasi adalah sebuah kebutuhan.

 

Penjabaran dari Hadits Qudsi dari “Siapa menyambungmu (silaturahmi), akan Ku sambungkan….” Ini bukan semata-mata kita datang/berkunjung ke rumah saudara kita tetapi yang silaturahimnya pernah terputus (karena tempat yang berjauhan, tidak ada waktu, atau memang pernah diputuskan karena sesuatu perasaan) kemudian kita menyambung kembali maka nanti Allah SWT yang akan menyambungkan.

 

Oleh karena silaturahmi merupakan tuntutan di masa Azali, maka ajaran silaturahmi dalam Islam bersifat universal, tidak terbatas pada satu kelompok agama saja. Dengan kalangan beda agama pun silaturahmi harus tetap dijalin.

 

“Siapa yang mau diluaskan rezekinya & diberkati hidupnya, maka hendaklah dia bersilaturahmi.” (HR.Muslim)

 

Ketika kita menghadiri majelis taklim maka kita bisa langsung bersilaturahmi dengan banyak orang.

Tsauban ra memberitahukan, Muhammad Rasulullah SAW bersabda. “Apabila seorang muslim mengunjungi saudaranya sesama muslim, maka orang itu senantiasa berada dalam suatu taman surga yang penuh dengan buah-buahan yang dapat dipetik sampai dia pulang. (HR. Muslim)

Buah-buahan ketika dideteksi dengan foto gelombang elektromagnetik itu gelombanya panjang. Berdasarkan penelitian pada zaman dahulu yang gelombangnya paling panjang adalah apel, tapi berdasarkan penelitian-penilitian terbaru saat ini, menyebutkan bahwa buah yang paling panjang gelombangnya/sinyalnya adalah buah jamblang/buah duwet.

 

“Seseorang berkunjung kepada saudaranya di perkampungan lain, maka Allah SWT mengirimkan malaikat untuk mengawal perjalanannya. Ketika malaikat sampai kepadanya, ia bekata kepada orang tersebut, “Hendak kemana kamu?”

Dia menjawab, “Saya ingin berkunjumg ke saudaraku di kampung ini.”

Kemudian malaikat bertanya lagi, “Adakah kenikmatan yang ingin kau dapatkan?”

Ia berkata, “Tidak, aku hanya mencintainya karena Allah SWT.”

Maka malaikat berkata,”Sesungguhnya aku diutus Allah SWT kepadamu untuk mengabarkan padamu sesungguhnya Allah SWT telah mencintaimu sebagaimana engkau menccintai saudaramu.”

 

SANKSI BAGI PEMUTUS SILATURAHMI

Muhammad bin Jubair bin Muth’im ra mendengar dari bapaknya bahwa Muhammad Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan silaturahmi.”

Ketika orang lain yang memutuskan silaturahim maka orang tersebut yang terkena sanksi ini.

Yang kadang membuat kita memutuskan silaturahim:

1.       Enggan silaturahim

2.       Kekesalan

3.       Kemarahan

4.       Ketersinggungan

Yang mana, semua itu adalah ranah emosi/perasaan. Sudah disepakati para ahli dan ulama sains bahwa emosi itu berada di kepala kita. Itu sebabnya ada yang mengatakan bahwa saat emosi sebaiknya kita menggunakan metode siram kepala/ pergi wudhu untuk memadamkan emosi.

 

Otak emosi itu besarnya sekitar sekepalan tangan kita yang terletak di dalam otak kita dan sangat dalam. Itu sebabnya ketika emosi maka seseorang akan mengucapkasn, “dari hati yang paling dalam” meskipun kita tahu bahwa posisi emosi itu ada di otak. Ketika ada seseorang yang mengungkapkan bahwa, “Bisa memaafkan tapi tidak bisa melupakan.” Itu wajar/lazim karena letak otak memaafkan dan otak melupakan itu berbeda. Letak memori yang berada di otak depan ini yang menyebabkan suatu memori itu tidak bisa hilang. Yang diminta oleh Allah SWT itu memaafkan, karena memaafkan itu adalah kerja dari otak limbik/otak emosi. Ketika hari ini kita mengingat suatu memori yang membuat kita marah lalu bisa kita maafkan, maka kelak ketika memori itu teringat kembali yang bisa kita lakukan adalah memaafkannya lagi. Ketika ketersinggungannya itu dalam sekali maka dia butuh waktu yang lebih lama untuk memaafkan dan itulah yang dicatat oleh malaikat sebagai ikhtiar yang penuh kerja keras. Emosi kita sering naik turun itu karena program emosi kita lengkap ada di dalam otak emosi.

Level emosi

1.       Apatis: sedih yang sangat amat sampai-sampai tidak bisa lagi berkata, menangis/ mengeluarkan air mata. Yang biasanya melakukan berbagai aktivitas menjadi hanya bisa berdiam diri di dalam kamar. Ketika level emosi seseorang berada di level apati ini akan berbahaya jika tidak segera naik ke level emosi yang berikutnya. Karena bisa jadi dia  berfikir untuk bunuh diri (depresi/level emosi tidak lazim yang terjadi pada manusia). Maka satu-satunya cara ketika berada pada level emosi apati dan ingin naik ke level emosi yang lebih tinggi adalah dengan bernafas, dzikr, dan istighfar.

2.       Sedih: Ketika kita telah melakukan metode naik level emosi dari apati ke sedih maka seseorang itu akan menangis dan sudah bisa berbicara.

3.       Takut: Ketika saat sedih kita sudah bisa menangis dan berbicara, maka sebetulnya kita sudah mulai memiliki energi. Lalu ketika kita memiliki energi dan timbul rasa takut maka kita bisa berwudhu dan sholat

4.       Rakus

5.       Marah: Ketika kita berada di level marah berarti untuk masuk ke zona ikhlas/ energi positif (Semangat, Menerima, Damai) tinggal sedikit lagi. Jangan kaget ketika seseorang yang tadinya sedih lalu tiba-tiba marah dan mengatakan bahwa dia bisa memaafkan tapi tidak bisa melupakan maka yang bisa kita lakukan untuk mendampingi orang seperti itu seharusnya kita bersyukur karena dia sudah mulai ada energinya (energi marah) lalu mengusap-usap bagian punggungnya. Namun ketika dia marah lalu kita malah ikutan marah maka level emosi dia akan kembali ke level emosi yang rendah/ energi negative maka hal ini akan semakin sulit untuk membawanya ke energi positif.

6.       Sombong: Setelah mencapai level marah maka dia tidak akan langsung ke level menerima, tapi dia akan melalui level sombong terlebih dahulu. Misal dengan kalimat, “Biarin, kalau dia sudah tidak mau menemani aku. Aku bisa jalan sendiri.” (contoh level sombong mau ke semangat)

7.       Semangat: Dari level sombong ke level semangat itu sangat cepat. Karena bedanya sangat tipis.

8.       Menerima: Ketika kita sudah mulai berenergi maka kita dituntut untuk cepat-cepat berada di level menerima. Maksudnya yaitu menerima kenyataa-kenyataan yang tidak mengenakkan bagi kita tadi. Untuk sampai pada tahap ini pun kita membutuhkan waktu, karena semakin perasaan kita jatuh ke level emosi yang bawah maka akan membutuhkan waktu yang lebih lama juga untuk mencapai level menerima

9.       Damai

Orang yang memaafkan energinya 350 Joule, ciri orang-orang yang memaafkan yaitu dia bersemangat. Ketika seorang marah maka energinya 150 Joule sehingga Power of Ikhlas nya masih rendah yang mana ini akan membuat hidupnya merasa tidak tentram. Level tertinggi energi yaitu level pencerahan, semangatnya tinggi, makanya supaya terus di level ini kita harus terus mencerahkannya missal dengan kajian, membaca, dll. Perempuan rajin melakukan kajian karena perempuan itu levelnya naik turun karena pengaruh hormonal dan berpancarnya otak emosi pada seluruh otak sehingga ketika sedih maka seluruh diri kita juga sedih. Untungnya Allah memberikan korpus kolosum yang tebal pada perempuan jadi masih tetap bekerja meskipun sambil menangis/sedih. Kalau seandainya Allah SWT memberikan korpus kolosum yang tipis pada wanita maka ketika sedih kita tidak bisa melakukan apa-apa dan tubuh akan merasa kaku.

Kita perlu terus belajar/taklim agar berada di level energi tertinggi (level pencerahan) yaitu 700 sampai 1000 Joule. Orang yang selalu berada di level pencerahan maka dia akan sangat mudah untuk memaafkan, memahami, menghormati yang mendalam pada orang lain.

Orang yang cerah itu mudah melakukan semua itu karena dia optimis dan yakin. Orang yang memaafkan berarti dia bisa optimis dan yakin. Orang yang memaafkan itu beruntung.

 

Benda terdiri dari molekul, molekul terdiri dari atom, atom terdiri dari partikel (fisika klasik), dan ternyata partikel setelah dilihat dengan mikroskop elektronik, partikel itu tediri dari quanta.  Dinding jika dilihat lebih dalam, sebetulnya dia berongga. Begitu juga tubuh kita, karena partikel itu dari sesuatu yang hampa/ quanta dan ini terdiri dari energi fibrasi/getaran yang keluar dari inti sel yang paling dalam. Namun quanta dan energi fibrasi tidak tampak (fisika quantum), sedangkan yang tampak kita sebut sebagai fisika klasik. Dan yakinlah walaupun penemu itu berbeda agamanya dengan kita. Namun pada saat dia berniat meriset tentang alam semesta atau sunnatullah, maka itu pasti Allah bimbing.

 

Nasib itu yang paling kecil. Dan berdasarkan skema maka nasib ditentukan oleh perasaan. Perasaan juga menentukan pikiran. Otak pikiran di depan dan otak perasaan ada di intinya (dalam) dari otak. Kalau kita memaafkan maka pikiran kita akan menjadi cerah walaupun ingat dengan orang yang membuat kita marah. Perasaan dan pikiran ini membuat tindakan yang berada ditubuh yang mana tindakan ini terbentuk karena ada sistem syaraf manusia yang membawa “PESAN” ke seluruh tubuh manusia. Jadi ketika perasaan kita sedang bahagia maka tindakan kita juga akan mengekspresikan kebahagiaan.  Tindakan nantinya akan menentukan kebiasaan, selanjutnya kebiasaan akan menentukan karakter kita. Ketika sudah menentukan karakter maka nanti akan menentukan nasib.

Jadi ketika perasaan dan pikiran kita positif maka yang akan terbentuk adalah nasib yang positif juga.

 Sayangnya selama ini kita mengidentikkan nasib sebagai kegagalan. Ketika pikiran sudah bagus maka perasaan juga harus dikelola dengan kalimat-kalimat tayyibah sejak sedini mungkin. Itulah sebabnya Islam menganjurkan kita untuk mengajarkan kepada anak-anak kita kalimat-kalimat thayyibah seperti Alhamdulillah, Astaghfirullah, Lahaula wala Quwata Illabillah, Allahu Akbar, Subhanallah, Masya Allah, dll agar anak kita terbiasa untuk mengelola perasaannya. Pada saat kita mencari solusi dalam kondisi emosi negative maka tidakk akan mendapatkan solusi tapi malah menjadi marah. Makanya sebelum melakukan solusi berupa tindakan maka kelola dahulu perasaan kita. Cara mengelola perasaan dapat dilakukan dengan 3M, yaitu:

1.       Menilai/ mengaku, missal, “Ya Allah, saya nyesel banget buat keputusan seperti ini.” Pada saat kita mengakuinya maka otot-otot kita menjadi rileks sehingga sistem saraf tidak terhimpit (ingat bahwa goal kita adalah agar pesan kita berjalan di sistem saraf lalu dapat terlihat pada tindakan). Tapi lebih baik mengaku sama Allah SWT saja secara langsung. Tetapi jika kita hanya terus-terusan mengaku maka nantinya kita malah hanya jadi mengeluh. Jadi antara mengaku dan mengeluh itu berbeda.

2.       Membuang. Tujuan membuang yaitu agar emosi negative yang ada tidak dikirim oleh gelombang dari badan bioplasmic kedalam semesta dan dia akhirnya masuk ke tanah. Missal, “Ya Allah angkat rasa takutku ini. Ya Allah buang rasa takutku ini. Astaghfirullahaladzim, Lahaula walaquwata Illabillahilaliyiladzim.” Lalu Tarik nafas kemudian visualkan agar otak kanannya bekerja dengan cara meludah ke tanah (meskipun berada di lantai tujuh tetap bisa membuangnya ke tanah karena setiap benda itu berrongga dan energi vibrasi ini mengirimkan gelombang dengan cepat) dan sayang kalau kita sudah membuang energi negative ini namun tidak diganti dengan pesan-pesan yang positif. Karena ketika kita hanya mengatakannya maka itu hanya menggunakan otak kiri. Tapi wanita itu luar biasa, otak bicaranya ada 1 bagian di otak kiri dan ½ bagian di otak kanan. Sedangkan laki-laki otak bicaranya hanya ½ di bagian otak kiri. Jadi ketika laki-laki berdo’a itu harus sambil membayangkan, sedangkan perempuan hanya berdo’a saja itu akan dahsyat karena powernya 1 ½, tapi supaya yang ½ ny lagi bekerja maka perlu membayangkan. Kita perlu membuangnya agar badan seluler/tubuh kita yang berbentuk benda ini yang terdiri dari molekul, atom, dan partikel yang juga terdiri dari badan  bioplasmic (quanta dan energi vibrasi) nantinya akan membroadcast atau mengirimkan pesan kepada tubuh kita untuk melakukan suatu tindakan. Jadi, kalau kita takut lalu tidak kita rubah emosinya menjadi energi positif maka rasa takut itu yang nantinya di broadcast. Sifat dari badan bioplasmic adalah menarik baik itu menarik peristiwa, benda, orang, dll. Menarik segala hal seperti yang kita ucapkan baik yang diucapkan dibenak/dipikirkan/diperasaan/diverbalkan.

3.       Meminta kembali. Misal dengan, “Allahuma ya Allah, ……” (diisi dengan harapan, niat, do’a yang lebih detail sehingga akan di broadcast oleh badan bioplasmic). Rajin istighfar dan Tarik nafas itu bagus dan tidak ada sinyal-sinyal negatif yang ditarik, tapi sayang juga kalau tidak diganti dengan kalimat yang baru, karena sinyal yang berpendar sudah yang bagus-bagus tapi masih kosongan. Banyak diantara kita yang belum kita bersihkan (mengaku dan membuang) tapi sudah meminta maka yang akan terjadi di bioplasma adalah sinyal campuran antara perasaan negatif dan positif. Terkadang perasaan negative itu lebih kuat, contohnya ketika tentang hal yang positif kita bilang “mudah-mudahan” tapi yang jelek malah kita bilang, “ ini pasti terjadi, pasti ini” maka kekuatan menarik peristiwanya adalah yang sinyalnya kuat. Ketika selesai sholat tuntunannya adalah kita istighfar dulu lalu memuji Allah SWT  dan bersholawat supaya bioplasma kita berisi hal-hal positif. Ketika kita bersholawat maka sinyal yang berpendar itu sampai ke langit ke-7. Ketika meminta dalam konteks do’a maka sinyalnya lebih besar dari pada mengucapkan dalam hati (niat).

 

Kalo lupa 3M lakukan istighfar, bernafas, dan mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah untuk menaikkan level emosi. Quantum ikhlas berada di level energi vibrasi/ quanta/perasaan.

Ketika manusia benar-benar ikhlas (level positif teratas) maka Do’a dan niatnya berjabat tangan melakukan kolaborasi dengan quanta sehingga melalui mekanisme quantum yang tak terlihat, maka dengan kuasa Allah SWT lah yang sebenarnya sedang bekerja.

Jadi ketika kita ingin berdo’a maka naikkan dulu level perasaan kita paling tidak ke level senang dan syukur sehingga niat, do’a, dan perasaan itu bisa langsung terkabulkan. Boleh mengeluh tapi harus cepat-cepat membuang sehingga bisa masuk ke level ikhlas.

Yang paling dahsyat energinya di antara jari tangan kita adalah jari telunjuk. Ketika kita bersyahadat yang kita acungkan adalah jari telunjuk itu agar syahadat kita terus diperbaharui karena kadang Illah kita bergeser dengan kata-kata “seandainya……, cuma punya …. “.  Kaki kita juga bercahaya, sehingga ketika memang seseorang mempunyai keterbatasan fisik misal tidak memiliki tangan maka dia boleh berdo’a dengan kaki. Tubuh manusia itu bercahaya dan berlapis-lapis, karena manusia di temani malaikat dan malaikat itu bercahaya. Apalagi yang pulang umroh, mereka diikuti oleh 40 malaikat makanya ada budaya ketika ada yang pulang umroh kita datang kerumahnya lalu memeluknya karena sinyal positif nya kuat. Sinyal dibutuhkan untuk mendapat informasi dan memberikan informasi dari dan kepada Allah SWT dan alam semesta. Sehingga pesan dari Allah SWT kepada kita bisa langsung sampai/bisa kita terima dan pahami. Yang mana pesan itu dijawab oleh Allah SWT melalui perantara, bisa lewat mimpi (ketika mimipi maka sinyal kita panjang), membaca Al-Qur’an (misal dengan menelaah artinya), atau juga bisa saat membaca suatu buku, dll.

 

Setiap orang, saat dia berjalan dia berada di bubble energi yang tidak terlihat dengan jari-jari 6 s.d 8 meter bagi orang yang sehat dan untuk orang yang tidak sehat memiliki bubble energi dengan jari-jari sekitar 0.5 meter dan bubble ini melindungi manusia dari gangguan makluk halus (virus, bakteri, dan parasite). Maka ketika kita sehat akan lebih tenang karena kita dilindungi bubble, hanya saja bubble ini perlu diisi dengan kalimat-kalimat thayyibah (missal dengan do’a dan dzikir). Cara termudah untuk memperpanjang diameter bubble yaitu dengan banyak minum dan makanan yang mengandung zat besi karena air pembangkit energi listrik. Jika kita ingin melihat kekurangan zat besi atau tidak maka bukalah konjungtiva mata, jika warnanya putih berarti kita kekurangan zat besi. Kalau kekurangan zat besi, dikhawatirkan bubble kita tipis. Kalau bubble kita tipis maka virus dirumahpun bisa mudah menjangkiti kita. Makanya taklim yang duduknya berdempetan itu memiliki irisan energi bubble yang lebih kuat pada pertemuannya, begitu juga dengan sholat sehingga jika ada yang sedang sakit maka energinya bisa bertambah dengan adanya pancaran energi bubble dari samping-sampingnya yang membuat energi/sinyal-sinyalnya menjadi lebih kuat. Begitu pula sinyal suami istri yang kuat dan nyaris sama karena, makanan dan minuman yang sama, dari pergesekkan badannya saat dia tidur malam, dari hubungan intim suami istri (hubungan intim suami istri itu berada di cakra 1 yang merupakan sumber energi sehingga saling nge charge). Untuk mengecharge energi kita juga bisa melakukannya dengan sholat (setelah sholat sinyalnya lebih panjang), shaum (saat shaum itu sinyal sedang panjang sehingga tidak boleh mengatakan yang tidak-tidak), sedekah, berbakti kepada kedua orang tua (buatlah orang tua menjadi Bahagia), dan hamil. Karena kita punya bubble maka jangan takut dicela/diomongin oleh orang, kalo mereka ngomongin kita nanti omongan mereka balik tapi kalo kita terpancing lalu kita marah, maka dia akan balik juga ke kita. Jadi kalau ada orang ngomongin kita, kita istighfar saja semata-mata agar tidak terpancing. Begitu juga kita, jangan ngomongin/mencela orang lain, karena omongan kita nanti balik. Ketika ada berita negative yang sampai ke kita berarti itu sudah banyak yang membicarakan maka kita perlu introspeksi. Orang pasrah itu energinya di bawah. Yang diminta itu tawakal karena dengan tawakal maka ada usaha terlebih dahulu untuk mereset  perasaannya.

 

Semoga bermanfaat 😊


Devie
Perkenalkan, saya adalah de vie. Dalam terjemahan di google translate, de vie berarti kehidupan. Jadi, saya adalah kehidupan :D Pembaca blog ini saya sebut dengan panggilan Vie alias Viewers :) So kita samaan dong :D

Related Posts

26 comments

  1. Masyaallah penjelasannya runtun seklai mba..ilmu baru bagi saya..terima kasih banyak :)

    ReplyDelete
  2. Sedetail ini rangkuman ya, masya Allah

    ReplyDelete
  3. MasyaAllah mba lengkap sekali, makasih ilmunya Mba 😘

    ReplyDelete
  4. Masyaallah lengkap sekali penjelasannya. Makasih ya mba.

    ReplyDelete
  5. Masya Allah lengkap bgt mba, jdi paham mengenai ilmu emosi, jazakillah khair ya mba

    ReplyDelete
  6. waah masya allah mbak, makasih banyak banyak banget untuk sharing ilmunya :">

    ReplyDelete
  7. MasyaAllah...nice sharing mba
    Mksh ilmunya 😊🙏

    ReplyDelete
  8. Wah mengulas Dr audit pandang berbeda.. makasi mba

    ReplyDelete
  9. Masya Allah. Menarik bahasannya. Btw, sebagai pengingat juga bahwa apa yang kita lakukan adalah semata karena Allah. Semangat! Peluk virtual 🤗

    ReplyDelete
  10. MasyaAllah.. tulisannya sangat informatif

    ReplyDelete
  11. MasyaAllah, penjelasannya detail sekali Mba.. Saya pun baru tau begitu banyak pembeda antara pria dan wanita dari berbagai hal. Di antaranya bagaimana perbedaan antara sistem tubuh pria dan want bereaksi atau menyikapi sesuatu perasaan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama Mba, saya juga baru tahu dan perlu mengulang ulang materi nya😉

      Delete
  12. maasyaa Allah.... ilmu baru. Terima kasih telah berbagi mbak

    ReplyDelete
  13. Terima kasih sharingnya mba, banyak ilmu baru yang didapat, khususny tentang quantum ikhlas ya ini. Kalau boleh saran, mungkin lain kali bisa dipisah ke beberapa tulisan agar bisa lebih fokus bahasan masing-masingnya hehe.

    ReplyDelete

Post a Comment